Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) menargetkan angka pendapatan pra penjualan alias marketing sales sebesar Rp 2,5 triliun hingga akhir 2022. Sementara per September 2022, emiten properti ini telah mengantongi marketing sales sebesar Rp 1,6 triliun alias 64% dari target.
Direktur Agung Podomoro Land Anak Agung Mas Wirajaya mengatakan, realisasi marketing sales ini mengalami kenaikan, dimana pada periode yang sama tahun lalu, marketing sales APLN sebesar Rp 1,3 triliun. Menurut Agung, kenaikan marketing sales tersebut seiring naiknya angka marketing sales di sejumlah proyek milik APLN.
Misal, di proyek Podomoro Park Bandung, angka marketing sales naik menjadi Rp 452,1 miliar dari sebelumnya Rp 416,9 miliar. Menurut Agung, kenaikan marketing sales di proyek ini seiring dengan daya tarik pilihan produk, lengkapnya fasilitas pendukung, dan progres pembangunan yang masif.
Kenaikan marketing sales juga terjadi pada proyek Podomoro Spring, dimana proyek ini mencatatkan marketing sales senilai Rp 160,3 miliar. Kata Agung, naiknya marketing sales di Podomoro Spring lantaran naiknya angka penyewaan unit yang belum terjual untuk keperluan investasi. Asal tahu, proyek ini merupakan apartemen premium yang menyasar kelas high end market.
Baca Juga: Sariguna Primatirta (CLEO) Akan Tambah 3 Pabrik Baru pada Tahun 2023
Namun, APLN mencatatkan penurunan marketing sales di Podomoro City Deli Medan, dimana angka pendapatan pra penjualan menurun menjadi Rp 284,4 miliar dari sebelumnya Rp 352,3 miliar. Penurunan ini menurut Agung akibat berakhirnya program insentif pajak dari Pemerintah.
Tidak hanya proyek properti, kinerja APLN di sektor mall dan perhotelan juga naik. APLN mencatatkan kenaikan okupansi di sejumlah pusat perbelanjaan miliknya. Misal, okupansi Central Park naik menjadi 95% per September 2022 dari sebelumnya 93% di periode yang sama tahun lalu. Tingkat Okupansi Deli Park Medan juga naik menjadi 82% dari sebelumnya 78%.
Sementara itu, Okupansi mall Kuningan City naik menjadi 67% dari sebelumnya 62%. APLN juga mencatatkan kenaikan okupansi mall Neo Soho, yakni menjadi 83% dari sebelumnya 81%.
“Kinerja okupansi mall naik akibat adanya pelonggaran pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM),” kata Agung dalam paparan publik yang digelar Senin (5/12).
APLN juga mencatatkan kenaikan okupansi untuk hotel, seperti tingkat okupansi Indigo Bali Seminyak yang naik menjadi 58% dari sebelumnya hanya 15%. Okupansi Pullman Vimala Hills juga naik menjadi 76% dari semula 68%. Okupansi Amaris Thamrin City bahkan melonjak menjadi 62% dari semula hanya 17%.
APLN masih mengalkulasi target marketing sales untuk tahun depan. Namun, APLN optimistis raihan marketing sales setidaknya akan menyamai target tahun ini. Meski suku bunga acuan naik, APLN masih optimistis penjualan properti, khususnya rumah, akan terus moncer.
“Kenapa kami optimistis, karena sampai saat ini pun backlog rumah masih tinggi, masih 13 juta unit per 2021. Kami meyakini penyerapan rumah adalah pasar domestik,” sambung dia.
Baca Juga: Vale Indonesia (INCO) Klaim Pembangunan Smelter Berjalan Sesuai Rencana
Terlebih, Indonesia akan mengalami bonus demografi. Agung tidak menampik kenaikan suku bunga akan membuat pasar properti stagnan, namun seiring sifat rumah adalah kebutuhan dasar, pasar properti diyakini akan terus tumbuh.
“Kami percaya diri tahun 2023 pencapaiannya akan sama,” pungkas dia.
Di sisi lain, Agung meyakini okupansi hotel dan mall milik APLN akan naik seiring melonggarnya PPKM. Hal ini juga akan mendorong kinerja APLN.
Tahun ini, APLN menganggarkan belanja modal alias capital expenditure (capex) senilai Rp 2 triliun sampai Rp 2,5 triliun. Realisasi sampai dengan September 2022 sebesar Rp 1,1 triliun, yang mana sebagian besar digunakan untuk konstruksi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News