kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.505.000   -15.000   -0,99%
  • USD/IDR 16.289   -194,00   -1,21%
  • IDX 6.992   -116,03   -1,63%
  • KOMPAS100 1.043   -21,20   -1,99%
  • LQ45 818   -16,03   -1,92%
  • ISSI 213   -3,42   -1,58%
  • IDX30 418   -8,84   -2,07%
  • IDXHIDIV20 504   -9,78   -1,91%
  • IDX80 119   -2,49   -2,05%
  • IDXV30 125   -2,25   -1,77%
  • IDXQ30 139   -2,60   -1,83%

Vale Indonesia (INCO) Klaim Pembangunan Smelter Berjalan Sesuai Rencana


Senin, 05 Desember 2022 / 08:10 WIB
Vale Indonesia (INCO) Klaim Pembangunan Smelter Berjalan Sesuai Rencana


Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mengungkapakn, pembangunan dua smelter Pomalaa dan Bahodopi masih berjalan sesuai dengan rencana.

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif memberikan isyarat siap merestui perpanjangan izin kontrak Vale Indonesia. Arifin pun menegaskan pembangunan smelter sebagai syarat jika izin kontrak diperpanjang.

Menanggapi hal ini, Direktur Keuangan Vale Bernardus Irmanto masih belum bisa menjawab gamblang kapan pengajuan perpanjangan izin kontrak akan diserahkan.

"Kami akan mengikuti proses normatif sesuai dengan Undang-Undang," ujar Bernardus kepada Kontan, Minggu (4/12).

Baca Juga: Menteri ESDM Beri Sinyal Restui Perpanjangan Izin Kontrak Vale Indonesia (INCO)

Meski demikian, Bernardus menegaskan pembangunan smelter saat ini terus dilakukan oleh perusahaan.

Tercatat, Vale sudah memiliki satu smelter di Sorowako. Selain itu, ada dua smelter di Pomalaa dan Bahodopi yang masih digarap perusahaan.

"(Smelter) masih sesuai rencana," kata Bernardus.

Kontan mencatat, Proyek Smelter Bahodopi dengan nilai investasi US$ 2,1 miliar ini menggunakan teknologi rotary kiln-electric furnace (RKEF) dalam proses pengolahannya. Kapasitas produksinya direncanakan sebesar 73.000 hingga 80.000 metrik ton nikel per tahun. Proyek ini diharapkan dapat rampung pada akhir tahun 2025 mendatang.

 

Sementara itu, Proyek Smelter Pomalaa juga ditargetkan mulai beroperasi pada 2025 mendatang. Smelter Pomalaa bakal memiliki kapasitas produksi tahunan 120.000 ton nikel dalam bentuk Mixed Hydroxide Precipitate (MHP).

Nilai investasi tambang, pabrik, dan fasilitas lainnya dalam proyek ini diproyeksikan mencapai senilai US$ 4,5 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×