Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah pandemi Covid-19, performa PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) tetap melaju. Sepanjang enam bulan pertama 2020, penjualan emiten yang bergerak di bidang transportasi ini meningkat 29,6% secara tahunan, dari Rp 1,08 triliun menjadi Rp 1,40 triliun.
Pencapaian itu dapat diraih karena sebagian besar lini bisnis ASSA menorehkan pertumbuhan. Bahkan, pendapatan salah satu lini bisnisnya, yakni jasa pengiriman melesat hingga 4.515,8% secara year on year (yoy), dari Rp 5,85 miliar menjadi Rp 269,92 miliar.
Sebagai informasi, bisnis ini dijalankan melalui salah satu anak usaha ASSA bernama PT Tri Adi Bersama atau yang lebih dikenal Anteraja. Kenaikan tersebut membawa bisnis jasa pengiriman menjadi kontributor terbesar kedua terhadap total pendapatan ASSA dari sebelumnya berada di posisi enam.
Direktur Utama ASSA Prodjo Sunarjanto mengatakan, peningkatan pesat pada pendapatan Anteraja sejalan dengan pertumbuhan e-commerce dan social commerce. Mengingat, di tengah pandemi Covid-19 serta penerapan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), kebiasaan berbelanja masyarakat bergeser dari toko retail menjadi lewat online.
Baca Juga: Adi Sarana Armada (ASSA) terbitkan obligasi konversi melalui rights issue
Hal itu terbukti dari jumlah paket yang Anteraja kirimkan setiap harinya. "Saat ini, rata-rata hariannya berkisar antara 250.000-300.000 paket. Padahal, pada 2019 rata-rata hariannya baru sebanyak 100.000 paket," tutur Prodjo kepada Kontan.co.id, Kamis (26/11).
Tak berhenti sampai di situ, lini bisnis yang menjadi penyumbang terbesar pertama pendapatan ASSA, yakni sewa kendaraan penumpang dan autopool juga tercatat masih tumbuh positif. Per Juni 2020, jumlahnya naik 5,4% yoy, dari Rp 609,32 miliar menjadi Rp 642,09 miliar.
Prodjo menuturkan, kenaikan ini didorong oleh sejumlah faktor. Pertama, perlambatan ekonomi yang terjadi akibat pandemi Covid-19 membuat perusahaan harus melakukan efisiensi demi menjaga keberlangsungan bisnisnya. Salah satu cara untuk mengurangi beban adalah dengan menyewa kendaraan dibanding harus membeli sendiri. "Kendaraan bukan merupakan prioritas investasi di saat krisis, sebab alat transportasi bisa outsource sehingga capexnya bisa dialihkan ke kebutuhan lain," jelas Prodjo.
Faktor kedua yang menjadikan bisnis sewa kendaraan ASSA tetap tumbuh adalah meningkatnya penjualan sektor-sektor bisnis yang produknya menjadi kebutuhan utama di tengah pandemi. Sebut saja perusahaan yang bergerak di bidang kesehatan dan fast moving consumer goods (FMCG), seperti makanan, minuman, dan obat-obatan.
Baca Juga: Pebisnis Logistik Menanti Peruntungan Harbolnas Akhir Tahun