kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Adhi Karya bidik utang lembaga asing Rp 4 triliun


Selasa, 12 Desember 2017 / 07:50 WIB
Adhi Karya bidik utang lembaga asing Rp 4 triliun


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Adhi Karya Tbk (ADHI) ingin menghimpun pendanaan hingga keluar negeri. Emiten konstruksi pelat merah ini tengah memproses pinjaman hingga ke Amerika Serikat (AS).

Berdasarkan catatan KONTAN, proses pinjaman tersebut juga dibantu oleh konsultan bisnis Moore Stephens dan Brother Funding. Bank Mandiri turut mengambil bagian dalam proses mengeduk utang tersebut. "Nilai pinjamannya sekitar Rp 3 triliun hingga Rp 4 triliun," ujar Harris Gunawan, Direktur Keuangan ADHI kepada KONTAN, Senin (11/12).

Dia belum bisa mengungkapkan identitas lembaga keuangan yang bakal menjadi pihak kreditur. Manajemen ADHI baru bisa mengungkap identitas lembaga keuangan tersebut setelah financial closing atas pinjaman ini disepakati bersama. "Rencananya (financial closing) dilaksanakan Maret," kata Harris.

Dana pinjaman tersebut, lanjut Harris, masih akan dialokasikan untuk kebutuhan yang sama, yakni untuk memenuhi kebutuhan pendanaan proyek light rail transit (LRT). ADHI memerlukan pendanaan yang cukup besar untuk menggeber proyek LRT yang harus rampung pada 2019 nanti.

Untungnya, kisruh soal skema pendanaan dan kenaikan biaya pembangungan LRT berakhir. Pemerintah memutuskan investasi proyek LRT akan menggunakan skema awal, yakni sesuai dengan Perpres No 49/2017. Dalam aturan ini, PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) akan bertindak sebagai operator sekaligus investor utama dari penyelenggaraan proyek ini.

Pemerintah juga meminta ADHI untuk berinvestasi di sebagian prasarana proyek LRT. Nilai investasinya mencapai Rp 4 triliun.

Di proyek tersebut, ADHI bisa memanfaatkan dana dari PMN atau penyertaan modal negara sebesar Rp 1,4 triliun. Selain itu, ADHI sudah melakukan pencadangan dari obligasi. Pinjaman bank juga sudah berjalan.

Analis Deutsche Bank Joko Sogie menilai hal tersebut menjadi sentimen positif bagi ADHI. "Keputusan tersebut membuat kami kembali memiliki pandangan yang positif untuk ADHI," ujarnya dalam riset 11 Desember.

Cashflow ADHI bakal tetap terjaga. Joko mempertahankan rekomendasi buy ADHI dengan target Rp 3.200 per saham. Harga ADHI kemarin Rp 1.790 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×