Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) berencana menerbitkan obligasi dengan nilai Rp 673,5 miliar dalam dua seri. Emiten konstruksi BUMN ini menawarkan tingkat bunga 7,5% dan 9,55%.
Analis RHB Sekuritas, Andrey Wijaya menuturkan obligasi yang akan diterbitkan ADHI cukup menarik. Sebab, tingkat bunga yang ditawarkan cukup kompetitif.
Di sisi lain, berdasarkan laporan keuangan ADHI di kuartal pertama 2021 tercatat arus kas perusahaan masih negatif. Andrey mengatakan saat ini ADHI memiliki DER yang cukup tinggi. Tapi dia menilai seharusnya masih dapat dikelola.
Selain itu, dia melihat bahwa Kementerian BUMN juga berkomitmen untuk memperbaiki neraca ADHI dengan cara mengusulkan penambahan modal negara ke ADHI di APBN 2022. "ADHI masih mempunyai kemampuan untuk membayar kewajiban pinjamannya," ujar Andrey kepada kontan.co.id, Selasa (13/7).
Oleh karena itu, dia masih merekomendasikan buy untuk saham ADHI.
Baca Juga: Ini hambatan yang dihadapi dalam pembangunan jalan tol selama masa pandemi Covid-19
Kemudian, Analis Mirae Asset Sekuritas, Joshua Michael menuturkan gearing bruto/neto ADHI di kuartal pertama 2021 sebesar 1,78 kali/1,64 kali. "Dengan penerbitan obligasi tersebut gearing bruto/neto memang akan naik, tetapi kami memproyeksikan gearing level ADHI masih akan berada di bawah 2 kali di akhir tahun 2021," jelasnya.
Sementara, untuk arus kas negatif ADHI di kuartal pertama kemarin dia nilai wajar. Sebabnya, sangat umum terjadi pada BUMN Karya karena pembayaran proyek sebagian besar terjadi pada kuartal keempat.
Oleh sebab itu, Joshua memproyeksikan interest coverage ADHI di akhir tahun 2021 berada di antara 1,3 kali hingga 1,6 kali. "Artinya kemampuan perusahaan untuk membayar bunga pinjaman masih cukup baik," ujar Joshua.
Baca Juga: Menteri BUMN ajukan PMN Rp 72 triliun, ini yang diminta anggota DPR
Mirae Asset menilai posisi neraca ADHI saat ini memang lebih lemah jika dibandingkan dengan PTPP dan WIKA karena lambatnya progress LRT Jabodebek. Tapi kondisi ADHI masih jauh lebih baik dibandingkan dengan WSKT. Joshua memproyeksikan pendapatan dan laba bersih ADHI sepanjang 2021 sebesar Rp 13,2 triliun dan Rp 142 miliar.
Dari sana, Mirae Asset merekomendasikan buy dengan target harga Rp 1.250 per saham. "Meskipun kami rekomendasikan buy, katalis untuk sektor konstruksi kami perkirakan baru akan muncul di kuartal keempat," pungkas Joshua.
Baca Juga: Adhi Karya menawarkan obligasi Rp 673 miliar dengan bunga hingga 9,55%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News