Reporter: Chelsea Anastasia | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) menurun pada semester I-2025. Ini tercermin dari anjloknya pendapatan dan laba bersih sepanjang paruh pertama kemarin.
Berdasarkan laporan keuangannya, pada semester I pendapatan ADMR turun 26,9% secara tahunan (YoY) ke US$ 444 juta. Namun, jika dilihat secara kuartalan, pendapatan tumbuh 22% secara kuartalan (QoQ) menjadi US$ 244 juta pada kuartal II-2025.
Baca Juga: Laba Bersih Alamtri Minerals (ADMR) Turun Jadi US$ 140,49 Juta pada Semester I-2025
Analis Ciptadana Sekuritas Asia, Thomas Radityo menyebut kenaikan pendapatan pada kuartal kedua ditopang oleh lonjakan volume penjualan batubara sebesar 25%. Ini menutupi penurunan harga jual rata-rata (average selling price/ASP) sebesar 2,4%.
Adapun secara kumulatif, ASP batubara menurun sebesar 34,2% pada separuh pertama 2025. Hal ini yang menyebabkan pendapatan perseroan terkoreksi pada semester I-2025.
Padahal, produktivitas batubara meningkat 16,4% YoY. Efisiensi juga tampak dari harga pokok penjualan (HPP) yang turun 4,8% dan opex berkurang 4,4%.
“Meski begitu, hal-hal ini belum cukup untuk menahan pelemahan pendapatan,” ujar Thomas dalam riset 2 September 2025.
Baca Juga: Alamtri Minerals (ADMR) Membeli 145,60 Juta Saham Cita Mineral Investindo (CITA)
Adapun dari bottom line, laba bersih perseroan pada kuartal II-2025 mencapai US$ 75 juta atau naik 14,7% QoQ. Kendati, sepanjang semester I-2025, laba bersih juga turun 43,5% YoY ke posisi US$ 140,5 juta.
Ia melihat, produksi batubara metalurgi yang solid dan potensi pertumbuhan dari proyek aluminium bakal menopang kinerja ADMR ke depan.
Disisi lain, analis Panin Sekuritas Andhika Audrey menyebut, volume produksi ADMR naik 16% YoY menjadi 3,47 Mt pada semester I-2025. Sepanjang kuartal II-2025 sendiri, volume produksi tercatat 1,87 Mt atau naik 17% QoQ.
“Namun, terdapat tekanan harga komoditas sehingga laba bersih perseroan tetap melemah,” papar Andhika dalam riset 3 September 2025.
Bagaimanapun, melihat perbaikan kinerja kuartalan, Andhika melihat saham ADMR masih prospektif ke depan.
“Hal ini seiring peningkatan volume produksi yang disertai efisiensi operasional,” imbuhnya.
Andhika menyarankan beli ADMR dengan target harga Rp 1.150 per saham. Sedangkan Thomas merekomendasikan beli ADMR dengan target harga Rp 1.350 per saham.
Selanjutnya: IHSG Menguat 0,92% ke 7.699, Saham Bank BUMN Kompak Menghijau Rabu (10/9/2025)
Menarik Dibaca: Ini 5 Kripto Top Gainers di Pasar yang Cenderung Turun 24 Jam Terakhir
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News