Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham PT Adaro Minerals Tbk (ADMR) menjadi saham dengan return tertinggi di dunia. Saham emiten pertambangan batubara ini sudah naik 1.625% sejak awal tahun alias secara year-to-date (ytd).
Saham ADMR terus menanjak sejak melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 3 Januari 2022. Kala itu anak usaha PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) ini memasang harga penawaran umum perdana saham alias initial public offering (IPO) di harga Rp 100.
Hingga Jumat (16/9), saham AMDR bertengger di level Rp 1.725 Ini menjadikan ADMR saham tercuan di dunia, melansir Bloomberg.
Baca Juga: Rata-Rata Harga Saham IPO Tahun 2022 Turun, Ini Penyebabnya
Di bawah ADRO, ada saham Turk Hava Yollari AO dengan return 599,80%, disusul saham Sasa Polyester Sanayi dengan return 115%.
Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani menilai, naiknya saham ADMR tidak terlepas dari kenaikan harga batubara. Dengan membandingkan grafik saham ADMR dan harga acuan batubara Newcastle, mengindikasikan pola yang jelas bahwa kenaikan harga saham ADMR didorong oleh kenaikan harga batubara di awal tahun ini secara kencang.
“Apalagi ADMR melakukan IPO pada saat dunia sudah dalam proses pemulihan dari periode terburuk Covid-19. Katalis ini mendorong kenaikan harga komoditas maupun minyak sampai batubara,” kata Arjun kepada Kontan.co.id, Jumat (16/12).
Dia melanjutkan, kenaikan permintaan global dan kenaikan kegiatan ekonomi global pada saat itu mendukung kenaikan harga komoditas seperti batubara dan ini mendorong kenaikan saham komoditas seperti ADMR.
ADMR juga mendompleng nama besar perusahaan induknya yaitu ADRO. Namun, menurut Arjun saham ADMR bisa ngebut kencang lebih dipengaruhi oleh timing IPO-nya yang sangat kondusif untuk saham energi, terutama di sektor minyak dan batubara.
“Jadi menurut saya timing IPO-nya lebih lebih mendorong kenaikan saham ADMR dibandingkan dampak dari faktor ADRO sebagai parent company,” sambung dia.
Saham di negara berkembang lebih ngebut
Melansir data Bloomberg, 10 saham dengan return tertinggi didominasi oleh saham-saham dari negara berkembang, yang kebanyakan dari Turki dan India. Saham dengan return tertinggi di dunia juga didominasi oleh saham sektor energi seperti Turk Petrol dengan return 196% dan Adani Power dengan return 216% ytd.
Arjun membenarkan, melesatnya saham-saham ini terdorong sentimen positif terkait kenaikan harga komoditas tahun ini.
Masuknya saham ADMR dan saham dari negara berkembang lainnya membuktikan bahwa pasar saham negara berkembang, terutama Indonesia, India dan negara lain masih sangat kondusif.
Baca Juga: Saham di Papan Pengembangan Menyusut, Terseret Anjloknya IHSG
Prospek ini didukung oleh kekuatan ekonomi mereka yang masih mencatat pertumbuhan ekonomi produk domestik bruto (PDB) dan mempunyai proyeksi PDB yang lumayan tinggi dibandingkan dengan mayoritas negara lain, termasuk negara anggota G20.
Dalam kondisi ketidakpastian ekonomi global dan geopolitik saat ini, negara berkembang seperti India dan Indonesia masih mencatat pertumbuhan ekonomi yang masih lumayan bagus.
Walaupun untuk negara seperti Indonesia tingkat inflasi saat ini masih di atas kisaran targetnya, tetap saja situasi inflasi domestik jauh lebih bagus dibandingkan mayoritas negara, termasuk negara ekonomi besar G20.
Pasar saham Indonesia juga ditopang oleh mulai stabilnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS bulan ini.
“Keadaan ekonomi ini yang terjadi di Indonesia juga mirip dengan beberapa negara berkembang yang lain,” pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News