kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Adaro bidik produksi batubara kokas 1 juta ton pada 2018


Kamis, 29 Maret 2018 / 15:16 WIB
Adaro bidik produksi batubara kokas 1 juta ton pada 2018
ILUSTRASI. Tambang Batubara PT Adaro


Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meskipun akuisisi pertambangan batubara khususnya batubara kokas atau coaking coal gencar dilakukan oleh PT Adaro Energy Tbk (ADRO), namun target produksi batubara kokas pada tahun ini belum akan ditingkatkan. Adaro menargetkan produksi batubara kokas sebanyak 1 juta ton pada 2018.

Pada pekan ini, ADRO dan EMR Capital, perusahaan pengelola private equity di bidang pertambangan meneken perjanjian mengikat untuk mengakuisisi 80% saham Rio Tinto di tambang batubara kokas kestrel (Kestrel).

Adapun nilai akuisisi saham Rio Tinto pada tambang batubara kokas Kestrel senilai US$ 2,25 miliar atau setara Rp 30,91 triliun (asumsi kurs Rp 13.741 per dolar AS). Nantinya, ADRO dan EMR akan bersama-sama mengelola dan mengoperasikan Kestrel dengan memanfaatkan pengalaman EMR dalam akuisisi dan menjalankan operasional penambangan

Sementara pada 2016 lalu, ADRO juga telah mengakuisisi 75% saham IndoMet Coal Project (IMC) dari BHP Billiton dengan nilai US$ 120 juta. IMC terdiri dari tujuh CCOW yang terletak di Kalimantan Tengah dan Timur dengan total sumber daya sebesar 1,27 miliar ton. Setelah diakuisisi, aset itu dinamai Adaro MetCoal Companies.

Head of Corporate Comunication ADRO, Febriati Nadira mengatakan, tahun ini, khusus untuk produksi batubara kokas ditargetkan sekitar 1 juta ton. Belum ada penambahan produksi dibandingkan tahun lalu, dan juga untuk 2019 mendatang.

“Belum ada penambahan, 2018 saja kan belum habis (waktunya). Jadi khusus produksi kokas kami sekitar 1 juta ton,” katanya kepada KONTAN, Kamis (29/3).

Nadira mengatakan, batubara kokas adalah material penting untuk pembuatan baja. Makanya, batubara kokas ini akan diekspor ke Eropa dan Jepang. Bahkan, ada juga untuk kebutuhan dalam negeri. Namun, Nadira enggan mengurai persentase kebutuhan dalam negeri untuk batubara kokas ini. “Untuk harganya kami sesuaikan dengan market dan kalorinya. Tergantung pasarnya,” jelasnya.

Nadira juga belum bersedia membeberkan terkait ada atau tidaknya rencana akuisisi lagi untuk spesifikasi batubara kokas ini. “Kami selalu melihat peluang untuk mengeksplorasi anorganik lokal dan internasional,” tandasnya.

Sebelumnya, Direktur Keuangan ADRO David Tendian mengatakan, untuk pengembangan batubara kokas, perseroan menyiapkan 40% dari total belanja modal perseroan atau senilai US$ 100 juta hingga US$ 150 juta. Dana yang berasal dari kas internal ini akan digunakan untuk pengembangan infrastruktur aset tersebut dan eksplorasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×