Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Adi Wikanto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Banyak saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang akan melakukan pembayaran dividen interim pada November 2024 ini. Bahkan, ada saham blue chip yang juga akan bayar dividen jumbo. Berikut rekomendasi analis untuk saham-saham pembayar dividen interim November 2024.
Saham blue chip adalah saham lapis satu yang telah berpengalaman di lantai bursa. Saham blue chip biasanya memiliki fundamental kuat dan nilai kapitalisasi pasar besar hingga puluhan atau ratusan triliun di rupiah.
Di BEI, saham blue chip biasanya adalah saham-saham di indeks mayor seperti LQ45. Salah satu anggota Indeks LQ45 yang akan bayar dividen adalah PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO).
Manajemen ADRO berencana menebar tambahan dividen tunai final dengan jumlah jumbo. Totalnya mencapai US$ 2,63 miliar atau sekitar Rp 41,42 triliun. Jumlah dividen setara dengan Rp 1.346 per saham.
Pembagian tambahan dividen tunai final ini merupakan rangkaian dari aksi ADRO melepas anak usahanya, PT Adaro Andalan Indonesia (AAI). ADRO akan terlebih dulu meminta persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 18 November 2024.
Baca Juga: Nasabah BCA Wajib Tahu, Ini 2 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu Di ATM BCA
Lalu, baru-baru ini ada tiga emiten yang mengumumkan pembayaran dividen interim. Pertama, PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) yang akan membagikan dividen sebesar Rp 20 per saham.
Selanjutnya, PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) yang akan membayar dividen interim sebesar Rp 5 per saham.
Selain itu, ada PT MPX Logistics International Tbk (MPXL) dengan dividen interim senilai Rp 0,75 per saham. Cum dividen di pasar reguler dan negosiasi untuk ketiga emiten tersebut dijadwalkan pada 14 November 2024.
Sebelumnya, sederet emiten sudah terlebih dulu mengumumkan pembagian dividen interim.
Berikut sejumlah emiten yang belum melewati masa cum date:
Tonton: Ingin Karir Menanjak & Naik Jabatan, Coba Tips Feng Shui Berikut
1. PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG)
Nilai dividen interim: Rp 76 per saham
Cum dividen di pasar tunai: 11 November 2024
2. PT Selamat Sempurna Tbk (SMSM)
Nilai dividen interim: Rp 35 per saham
Cum dividen di pasar tunai: 11 November 2024
3. PT Dana Brata Luhur Tbk (TEBE)
Nilai dividen interim: Rp 20 per saham
Cum dividen di pasar reguler dan negosiasi: 8 November 2024
4. PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMAR)
Nilai dividen interim: Rp 105 per saham
Cum dividen di pasar reguler dan negosiasi: 11 November 2024
5. PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA)
Nilai dividen interim: Rp 35 per saham
Cum dividen di pasar reguler dan negosiasi: 12 November 2024
6. PT Budi Starch & Sweetener Tbk (BUDI)
Nilai dividen interim: Rp 5 per saham
Cum dividen di pasar reguler dan negosiasi: 12 November 2024
7. PT Avia Avian Tbk (AVIA)
Nilai dividen interim: Rp 11 per saham
Cum dividen di pasar reguler dan negosiasi: 12 November 2024
Nilai dividen interim: Rp 20 per saham
Cum dividen di pasar reguler dan negosiasi: 13 November 2024
Selain deretan deviden interim tersebut, ada PT Pelayaran Kurnia Lautan Semesta Tbk (KLAS) yang akan membagikan dividen saham dengan rasio 12:1. Artinya, setiap 12 saham lama akan mendapatkan 1 saham baru.
Rekomendasi saham
Praktisi Pasar Modal & Founder Warkop Saham, Raden Bagus Bima mengatakan pembagian dividen maupun dividen saham umumnya bakal menjadi sentimen positif yang bisa mendongkrak harga saham emiten tersebut. Hanya saja, dampaknya untuk saat ini kemungkinan tidak akan langsung terasa.
Sebab, pelaku pasar tampak masih cenderung wait and see untuk merespons berbagai sentimen yang sedang menekan pasar saham. Dus, investor masih menanti indikasi rebound pasar untuk mencari momentum yang pas dalam mengoleksi saham pembagi dividen.
"Kondisi IHSG yang sedang melemah, bahkan ditutup turun 1,44% akan membawa dampak terhadap kondisi pasar secara menyeluruh. Sehingga beberapa emiten perlu dukungan momentum yang pas," kata Bima kepada Kontan.co.id, Rabu (6/11).
Bima menambahkan, pelaku pasar akan lebih memperhatikan pembagian dividen sekaligus aksi korporasi yang dilakukan oleh ADRO. Di samping besaran dividen yang jumbo, investor kemungkinan akan tertarik mengikuti pelaksanaan Penawaran Umum oleh Pemegang Saham (PUPS) dalam proses divestasi AAI.
"Hal ini menjadi menarik karena ada dua aksi korporasi. Terkait nilai dividen yang besar dan PUPS AAI yang membuat ADRO akan menjadi pusat perhatian pasar dalam beberapa waktu ke depan," ujar Bima.
Head Customer Literation and Education Kiwoom Sekuritas, Oktavianus Audi melihat kemungkinan pelaku pasar akan lebih selektif. Di tengah musim pembagian dividen interim, ada sentimen eksternal yang perlu dicermati. Mulai dari efek Pemilihan Presiden Amerika Sertikat hingga pergerakan harga komoditas.
Audi mengamini, aksi ADRO menjadi perhatian pasar, karena dengan dividen jumbo tersebut investor bisa membeli saham AAI tanpa mengeluarkan modal kembali. "Meski demikian, kami juga mengantisipasi terjadinya penurunan harga yang signifikan pasca ex-date dividend," ungkap Audi.
Selain itu, Audi melihat aksi KLAS membagikan dividen saham sebagai upaya untuk menekan fluktuasi pasar, sekaligus menjadi daya tarik untuk investor baru. Audi kemudian menyoroti saham dengan dividen yield yang cukup menarik seperti pada MARK, ASSA dan TAPG.
Dus, Audi menyarankan untuk memanfaatkan momentum pembagian dividen dan potensi penguatan harga pada saham-saham tersebut. Audi merekomendasikan speculative buy saham ASSA dan TAPG dengan target harga Rp 770 dan Rp 1.000. Kemudian trading buy MARK untuk target Rp 1.220.
Founder WH Project, William Hartanto mengingatkan pembagian dividen tidak selalu meningkatkan minat pelaku pasar, apalagi jika dividend yield-nya hanya mini. Dia pun lantas mengamati pembagian dividen kali ini membawa efek yang beragam.
Ada yang hanya naik sesaat seperti TEBE, ada juga yang sebelumnya sudah naik signifikan seperti KLAS. Kemudian, ada saham yang pergerakan harganya sedang melandai seperti SCMA.
Dengan adanya pembagian dividen, William melihat SCMA berpeluang naik hingga ke level Rp 145. Di antara saham pembagi dividen lainnya, William merekomendasi saham ADRO, TAPG, TBLA, SMSM, ASSA, dan AVIA.
Kemudian, bisa mempertimbangkan peluang taking profit pada saham KLAS, SMAR dan TEBE setelah pembagian dividen. Sedangkan Bima menjagokan saham ADRO dengan area masuk di rentang harga Rp 4.000 untuk target harga di Rp 4.400 per saham.
Baca Juga: Sah, Mantan Menteri PUPR Jadi Kepala Otorita IKN, Gaji Ratusan Juta Per Bulan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News