Reporter: Kenia Intan | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan industri manufaktur padat karya diberi insentif agar bisa ekspor ke luar negeri.
Berdasar penelusuran Kontan.co.id, dalam Rapat Koordinasi Kementerian Perdagangan 2021 yang digelar di Istana Negara Kamis (4/3), dijelaskan industri manufaktur yang menyerap banyak tenaga kerja seperti sektor otomotif, elektronik, tekstil, kimia dan farmasi, serta makanan dan minuman harus diberi stimulus dan fasilitas ekspor supaya pasar semakin luas.
Menurut Jokowi, selama ini pasar ekspor Indonesia cenderung menyasar Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa. Diharapkan ke depan, Indonesia tidak hanya terfokus pada pasar-pasar tersebut.
Menanggapi hal ini, Wakil Direktur Utama PT Pan Brothers Tbk (PBRX) Anne Patricia Sutanto bilang, wacana ini menjadi solusi pemerintah untuk mengurangi pengangguran yang diakibatkan pandemi Covid-19. Memberi kebijakan fasilitas terhadap industri manufaktur pada karya merupakan solusi yang lebih berkelanjutan.
Baca Juga: Sah! Pemerintah perpanjang insentif pajak hingga 30 Juni 2021, ini daftar lengkapnya
"Industri tekstil dan garmen dapat tumbuh semakin baik dan membantu tersedianya lapangan kerja yang akan mengurangi pengangguran dan meningkatkan daya beli masyarakat, juga mendapatkan devisa bagi yang berorientasi ekspor seperti PBRX," jelas Anne kepada Kontan.co.id, Sabtu (7/3).
Lebih lanjut ia mengungkapkan, fleksibilitas yang diharapkan PBRX dari pemerintah berupa pemberian pinjaman modal kerja dengan suku bunga yang spread-nya diatur dalam rentang dari tingkat bunga Bank Indonesia (BI). Selain itu, memperpanjang periode penjaminan pemerintah menjadi minimal tiga tahun agar menjadi efektif.
Menurut Anne, hal itu akan membantu mengingat saat ini terjadi ketidakcocokan karena siklus yang tidak normal membuat modal kerja menjadi tergerus. Oleh karenanya, dibutuhkan dorongan pemerintah ke pihak perbankan untuk mempercepat dan mewajibkan penyaluran dana yang tersedia ke sektor bisnis.
Asal tahu saja, mengacu pada pemesanan yang sudah masuk, Anne memperkirakan penjualan sepanjang tahun 2021 bisa bertumbuh lebih dari 10% dibandingkan tahun 2020.
Baca Juga: Dorong ekonomi melalui percepat rencana investasi produk eksternalitas rendah
"Market saat ini telah relatif pulih dan jika modal kerja tersedia dengan biaya yang pantas, tentu Indonesia bisa memanfaatkan switching order dari negara yang terkena geopolitik dan negara lain, baik temporary maupun permanent switch," ujarnya.
Dengan kenaikan lebih dari 10% itu PBRX tidak memungkiri akan ada pasar baru tahun ini. Asal tahu saja, kenaikan yang dialami oleh emiten tekstil itu berasal dari permintaan merek-merek eksisting dan merek baru. Adapun destinasi penjualan ditentukan oleh merek yang bekerjsama dengan PBRX.
"Pertumbuhan kenaikan penjualan 10% memang yang direncanakan bersama antara kami dengan rata-rata mayoritas pembeli," imbuhnya. Lebih lanjut diungkapkan, inventory pembeli yang berkurang perlu diisi dengan barang baru. Di sisi lain, kondisi pasar seluruh negara secara bertahap akan segera kembali ke keadaan yang lebih kondusif.
Selanjutnya: Pan Brothers (PBRX) produksi reusable masker yang diklaim setara N95
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News