Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Trisula Textile Industries Tbk (BELL) tak hanya fokus mengembangkan produk baru pada sepanjang sisa tahun ini. Emiten yang fokus pada industri garmen ini juga tengah berupaya untuk bisa terus meningkatkan efisiensi perusahaan.
Dalam catatan Kontan.co.id, BELL menyebut usaha efisiensi tersebut melalui penggantian delapan hingga 10 unit mesin weaving baru dengan target bisa beroperasi pada kuartal II-2020.
“Penyebaran virus corona juga turut berdampak pada proses ekspansi kami. Tapi sejauh ini kami sudah melakukan revitalisasi mesin dengan teknologi baru dan kami harapkan dapat berjalan sesuai dengan target,” ujar Direktur BELL Nurwulan Kusumawati kepada Kontan.co.id, Kamis (4/6).
Baca Juga: Hadapi new normal, Trisula Textile (BELL) fokus kembangkan diversifikasi produk
Sementara untuk penjualan, Nurwulan mengaku masih akan berupaya untuk meningkatkan penjualan, khususnya di pasar domestik. Potensi pasar domestik dinilai masih besar seiring dengan penurunan arus impor produk tekstil.
Nurwulan menyatakan, hingga saat ini BELL masih mengandalkan untuk memperdalam pasar lokal karena segmennya masih luas. Hingga akhir tahun 2019 kontribusi penjualan dalam negeri mencapai 97% dari total penjualan BELL.
Sementara terkait peluang ekspor seiring adanya relaksasi lockdown di beberapa negara, Nurwulan mengaku berusaha untuk tetap menjaga penjualan ekspor BELL bisa tetap tumbuh pada tahun ini.
“Kami juga akan terus berupaya meningkatkan pasar ekspor dan mencari peluang baru, supaya tercipta keseimbangan sehingga mampu menetralisir risiko bisnis ke depan,” ujar Nurwulan.
Salah satu langkah yang akan diambil BELL adalah dengan mengoptimalkan penjualan ke buyer eksisting sembari mencari pembeli baru. Adapun sepanjang tahun lalu, BELL hanya mengantongi ekspor senilai Rp 21,85 miliar atau turun 33% secara year on year (yoy).
Baca Juga: Gara-gara Covid-19, Trisula Textile Industries (BELL) bakal kaji rencana bisnis
Pembeli BELL dari luar negeri yang terbanyak berasal dari Jepang dengan delapan importir. Kemudian Australia enam pembeli sementara Singapura, India, dan Timur Tengah masing-masing tiga pembeli. Lalu Amerika Serikat, Meksiko, Inggris, Myanmar, Thailand, Sri Lanka, dan Vietnam setidaknya terdapat satu atau dua pembeli.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News