Reporter: Barratut Taqiyyah, Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
DALLAS. Kontrak harga minyak turun gunung dari posisi tertingginya dalam 30 bulan terakhir di New York. Melorotnya harga minyak terjadi setelah adanya sejumlah sinyal penurunan permintaan emas hitam di AS dan China. Padahal keduanya merupakan negara-negara konsumen minyak terbesar dunia.
Harga minyak jatuh 13 sen setelah Institute Supply Management melaporkan rendahnya kenaikan pada indeks non-manufacturing business dan bank sentral China menaikkan suku bunga acuannya.
"Banyak faktor yang mempengaruhi harga minyak, mulai dari ekonomi global, cadangan minyak domestik, hingga nilai tukar mata uang. Semua faktor menekan harga minyak. Namun di luar itu semua, harga minyak masih menunjukkan level resistance," jelas Jason Schenker, president Prestige Economics di Texas.
Catatan saja, kontrak harga minyak untuk pengantaran Mei berada di posisi US$ 108,34 sebarel di NYMEX. Sehari sebelumnya, kontrak yang sama menyentuh level US$ 108,78 per barel, yang merupakan harga tertinggi sejak 24 September 2008. Setahun terakhir, harga minyak sudah naik 25%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News