kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -8.000   -0,52%
  • USD/IDR 15.791   -57,00   -0,36%
  • IDX 7.505   -68,76   -0,91%
  • KOMPAS100 1.157   -12,64   -1,08%
  • LQ45 913   -8,80   -0,96%
  • ISSI 228   -2,59   -1,12%
  • IDX30 469   -4,51   -0,95%
  • IDXHIDIV20 564   -3,86   -0,68%
  • IDX80 132   -1,34   -1,01%
  • IDXV30 139   -1,60   -1,13%
  • IDXQ30 156   -1,23   -0,78%

Ada sentimen kenaikan PPN, ini saham emiten konsumer yang jadi jagoan analis


Sabtu, 09 Oktober 2021 / 12:00 WIB
Ada sentimen kenaikan PPN, ini saham emiten konsumer yang jadi jagoan analis


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah memutuskan untuk menaikkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 10% menjadi 11% yang akan dimulai pada 1 April 2022.  Analis Maybank Kim Eng Sekuritas Willy Goutama dalam risetnya pada 5 Oktober 2021 menjelaskan kenaikan PPN ini cenderung memberi dampak yang relatif minim terhadap daya beli masyarakat maupun ke sektor konsumer. 

Menurutnya, hal ini tidak terlepas dari sebagian besar produk makanan pokok (sekitar 22% dari pengeluaran rumah tangga bulanan) dikecualikan dari kenaikan PPN tersebut. Lalu, dari sisi angka inflasi masih akan terjaga tetap rendah. Ia memperkirakan tingkat inflasi hanya akan naik 10 hingga 20 bps, dan Maybank pun telah menaikkan perkiraan inflasi untuk 2022 menjadi 3,2% (dari 3,0%).

Lebih lanjut, Willy meyakini mayoritas perusahaan konsumer yang berada di bawah coverage Maybank juga tidak akan terlalu terdampak oleh kenaikan PPN ini. Menurutnya, emiten-emiten tersebut sudah memiliki branding produk yang kuat sehingga akan mengurangi potensi penurunan volume penjualan dari dampak PPN yang membuat average selling price (ASP) jadi lebih tinggi.

“Lagipula, produk para emiten ini adalah barang pokok yang harganya masih terjangkau bagi kebanyakan konsumen. Perkiraan kami menunjukkan bahwa produsen hanya perlu menaikkan ASP sebesar Rp 25 hingga Rp 2.900 per item untuk meneruskan kenaikan PPN kepada pelanggan mereka di mana penyesuaian harga ini masih dapat ditolerir konsumen,” kata Willy dalam risetnya.

Baca Juga: Analis rekomendasikan beli saham MIKA, simak ulasannya

Walau begitu, saat ini Willy masih mempertahankan rating neutral untuk sektor konsumer di tengah perkembangan terbaru ini. Adapun, untuk pilihan emiten konsumer, Willy lebih memilih emiten konsumer yang punya pangsa ekspor besar serta branding produk yang kuat. 

Menurutnya, skema PPN yang baru masih akan mengecualikan produk ekspor, alhasil, dengan memiliki pangsa ekspor yang besar akan mengurangi dampak dari kenaikan PPN. Selain itu, segmen ekspor juga masih akan membantu pemulihan pendapatan emiten ke depannya.

“Kami memilih raksasa ekspor PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) sebagai top pick kami seiring beroperasinya Pinehill Company Limited (PCL) akan secara signifikan meningkatkan basis pasar ICBP,” imbuh Willy.

Selain itu, ia meyakini pemulihan pendapatan ICBP ke depan akan kuat karena produk mie instan (berkontribusi sebesar 73% dari penjualan ICBP pada 2022) masih akan tetap penting untuk segmen targetnya. Willy pun merekomendasikan untuk beli saham ICBP dengan target harga Rp 12.500 per saham.

Selanjutnya: Volume penjualan diproyeksi meningkat, analis rekomendasikan beli saham ERAA

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media


TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×