kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ada reksadana yang jatuh tempo, dana kelolaan Avrist AM turun 2% di bulan Mei


Senin, 08 Juni 2020 / 18:39 WIB
Ada reksadana yang jatuh tempo, dana kelolaan Avrist AM turun 2% di bulan Mei
ILUSTRASI. Dana kelolaan Avrist AM pada Mei sebesar Rp 4,7 triliun, turun 2% dalam sebulan.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah situasi persebaran virus corona dan aktivitas ekonomi yang belum kunjung pulih, jumlah dana kelolaan atau asset under management (AUM) reksadana mengalami penurunan.

Berdasarkan data Infovesta Utama, pada Mei dana kelolaan industri reksadana sebesar Rp 466,09 triliun atau turun tipis 0,06% dibanding April yang sebesar Rp 466,39 triliun.

Head of Business Development Avrist Asset Management (AM) Farash Farich mengungkapkan dana kelolaan Avrist AM pada Mei sebesar Rp 4,7 triliun. Angka tersebut disebut Farash mengalami penurunan dibandingkan April berkisar 2%.

“Dana kelolaan yang turun cukup dalam adalah reksadana pasar uang karena berkaitan jatuh tempo beberapa aset dasarnya sehingga beberapa investor juga mencairkan sesuai jatuh tempo tersebut,” ungkap Farash ketika dihubungi Kontan.co.id. Senin (8/6).

Baca Juga: Dana kelolaan Panin AM turun terutama di reksadana pendapatan tetap

Dengan berkurangnya AUM reksadana pasar uang, Farash menyebut unit penyertaan reksadana pasar uang juga sedikit turun. Namun Farash menyebut secara umum penurunan tidak terlalu besar dikarenakan terbantu oleh rebound Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan obligasi pada akhir Mei kemarin.

Memasuki Juni, Farash cukup optimistis seiring pasar yang mulai berubah jauh lebih positif. Hal ini dikarenakan ekspektasi pemulihan ekonomi dan bisnis lebih cepat terkait relaksasi lockdown di berbagai negara yang mendorong harga saham global dan obligasi di negara berkembang.

“Biasanya pada saat rebound seperti itu, para investor terutama institusi, mencoba mengejar kinerja. Salah satunya dengan menambah subscription ke reksadana,” papar Farash.

Baca Juga: Dana kelolaan reksadana turun di bulan Mei, investor justru menambah unit penyertaan

Dengan kondisi tersebut, Farash berharap pihaknya masih bisa mencapai target AUM sebesar Rp 8 triliun pada akhir tahun nanti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×