Reporter: Aris Nurjani | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren kenaikan harga minyak kelapa sawit mentah atau crude palm oil (CPO) berpeluang menjadi katalis positif bagi kinerja emiten perkebunan. Dalam sepekan terakhir hingga Selasa (21/2), harga CPO kontrak Mei 2023 di Bursa Malaysia mengakumulasi kenaikan 4,54%.
Alrich Paskalis, Analis Phintraco Sekuritas menilai secara sektoral, optimisme pulihnya permintaan CPO di China dan implementasi biodiesel B35 di Indonesia dapat menjadi katalis positif untuk harga CPO. Alhasil, indikasi penguatan lanjutan harga CPO masih potensial.
"Kenaikan harga CPO dipicu oleh adanya kenaikan harga minyak nabati dan minyak mentah dunia," kata Alrich kepada Kontan.co.id, Selasa (21/2).
Pembukaan kembali aktivitas ekonomi China sejak awal tahun memicu harapan bahwa permintaan komoditas tahun ini akan meningkat. Terlebih lagi, China adalah salah satu mitra dagang terbesar Indonesia. Sehingga pemulihan ekonomi di negara tersebut akan memberikan dampak positif untuk Indonesia.
Baca Juga: Replanting, Astra Agro Lestari (AALI) Menyiapkan Belanja Modal Rp 1,7 Triliun
Dari domestik, adanya pemberlakuan B35 turut menjadi katalis positif untuk emiten perkebunan. Implementasi B30 berdampak positif untuk emiten perkebunan pada tahun 2021. Alrich mengatakan dampak ini tercermin dari peningkatan pendapatan secara tahunan seperti PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) sebesar 29,72%, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) 29,32%, PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) 28,36%, dan PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) 19,22%.
Sedangkan di tahun 2023 ini naik menjadi B35. Artinya, kadar bahan bakar nabati yang berasal dari CPO meningkat menjadi 35%. "Hal tersebut dapat memicu potensi kenaikan permintaan yang harusnya akan sejalan dengan peningkatan pendapatan emiten perkebunan," tutur dia.
Sebagai informasi, Indonesia dan Tiongkok adalah konsumen CPO terbesar di dunia. Adanya pemulihan konsumsi di China dan implementasi B35 di Indonesia, secara keseluruhan dapat memberikan kontribusi yang positif untuk emiten CPO di tahun ini.
Alrich menyebut, mayoritas emiten CPO masih mampu mencatatkan pertumbuhan pendapatan secara tahunan pada akhir kuartal ketiga 2022. Misanya saja BWPT dengan pertumbuhan pendapatan sebesar 61,14%, TAPG 51,51%, SSMS 38,46% dan DSNG 30,34%. Di sisi lain, beberapa emiten mencatatkan penurunan pendapatan seperti SIMP -12,67%, LSIP -8,82% dan AALI -8,31%.'
Baca Juga: BWPT Optimis Kembali Cetak Rekor Pendapatan Tertinggi pada Tahun Ini
Dari beberapa emiten perkebunan, Alrich merekomendasikan saham-saham berikut yang dapat dilirik :
1. PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI)
Rekomendasi: Buy on support
Target : Rp 8.600-Rp 8.825
Entry: lebih dari Rp 8.125
Stoploss: kurang dari Rp 7.800
2. PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG)
Rekomendasi: Buy on support
Target 2: Rp 695
Target 1: Rp 655
Entry: lebih dari Rp 620
Stoploss: kurang dari Rp 600
3. PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS)
Rekomendasi: Buy on support
Target: Rp 1.635
Entry: lebih dari Rp 1.535
Stoploss: kurang dari Rp 1.475
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News