Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah menerapkan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di Jawa dan Bali pada 3-20 Juli 2021. Pembatasan ini dilakukan untuk menekan penularan virus corona di Indonesia.
Direktur & Sekretaris Perusahaan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) Antonius Marcos menanggapi, sejauh ini emiten berkode INTP itu belum merasakan pengaruh dari penerapan PPKM Darurat. Kinerja Indocement di bulan Juli 2021 yang baru bergulir kurang dari satu minggu itu masih berjalan sesuai ekspektasi.
Adapun kinerja INTP di bulan Juni relatif baik sesuai dengan perkiraan. Ini tidak terlepas dari proyek-proyek pembangunan yang kembali bergerak setelah libur Lebaran.
Lebih lanjut Marcos menjelaskan, industri semen merupakan industri strategis nasional yang tetap diizinkan beroperasi secara penuh di tengah PPKM Darurat. Oleh karenanya, Marcos memperkirakan operasi INTP masih akan berjalan sesuai dengan perkiraan sebelumnya.
Baca Juga: Bursa segera buka perdagangan Senin (21/6), ini rekomendasi saham INTP
Walau begitu, INTP tetap bersiap melakukan strategi antisipasi yang sekiranya diperlukan. "Melakukan efisiensi di berbagai lini operasi, di antaranya dengan menjalankan pabrik-pabrik kami yang terefisien," ujar Marcos kepada Kontan.co.id, Senin (5/7).
Melihat kondisi sejauh ini, INTP tetap mempertahankan target pertumbuhan penjualan hingga 4% sepanjang tahun 2021. Alokasi belanja modal atawa capital expenditure INTP masih dibidik antara Rp 1 triliun hingga Rp 1,1 triliun. "Sejauh ini masih sesuai rencana awal dan penyerapan sampai dengan Juni kurang lebih mencapai 25% dari total capex," imbuhnya.
Baca Juga: Volume penjualan semen Indocement (INTP) di 5 bulan pertama 2021 capai 6,2 juta ton
Mengutip Kontan.co.id sebelumnya, sebagian besar capex dimanfaatkan untuk penyelesaian proyek. Alokasi dana sebagian besar digunakan untuk pemasangan bagian filter penangkap debu di salah satu pabrik di Citeureup.
Selain itu, capex juga akan digunakan untuk penyelesaian proyek fasilitas penerimaan refuse-derived fuel (RDF) di Citeureup, serta persiapan pemasangan fasilitas PLN di pabrik Tarjun. Fasilitas RDF nantinya akan mengolah limbah menjadi bahan bakar. Jika berjalan sesuai rencana, proses penyelesaian fasilitas pendukung penerimaan RDF tersebut diperkirakan akan selesai di kuartal empat tahun ini.
Baca Juga: Indocement (INTP) sudah serap capex 15% hingga Mei 2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News