Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan harga perak masih dalam arus yang kokoh. Namun, analis melihat ada potensi harga perak merosot Jumat (26/4).
Mengutip Bloomberg, Kamis (25/4) pada pukul 22.48 WIB, harga perak kontrak pengiriman Juli 2019 berada di level US$ 15,00 per ons troi. Angka ini menguat 0,06% dari harga kemarin, US$ 14,99 per ons troi. Sementara sepekan harga perak malah loyo 0,19%.
Senior Research Asia Tradepoint Futures Cahyo Dewanto mengatakan penguatan harga perak mengikuti penguatan harga emas sebagai aset safe haven. Tak hanya itu, kekhawatiran Brexit juga jadi faktor penguatan harga perak.
"Kekhawatiran Brexit yang memanas setelah kubu Pemerintah dan Oposisi tidak mencapai kesepakatan. Ditambah kubu partai buruh berusaha untuk menggulingkan Perdana Menteri Theresa May jadi penguatan harga perak dan menjadi negatif bagi valuta asing," ujar Cahyo kepada Kontan.co.id, Kamis (25/4).
Selain itu, keputusan Pemerintah Amerika Serikat untuk mencabut sanksi importir minyak Iran membuat pasar pelaku industri khawatir akan pasokan minyak ke depan. "Hal ini yang menjadi landasan pelaku pasar lirik pasar logam," tandasnya.
Namun secara teknikal, Cahyo menilai harga perak akan tergerus. Karena pasalnya, Pemerintah Amerika Serikat telah melayangkan tuduhan terhadap seorang insinyur General Electric (GE) dan pengusaha asal China atas tuduhan pencurian teknologi rahasia untuk serahkan kepada Beijing. "Padahal China merupakan impor terbesar untuk komoditas," tukasnya.
Cahyo melihat harga perak berada di bawah garis MA 50,100 dan 200. Kemudian indikator RSI berada di bawah level 14, stochastic di bawah area 9,6, MACD di area negatif dan ADX di bawah area 14.
Cahyo memproyeksi harga perak bergerak di kisaran US$ 14,85 sampai US$ 14,98 per ons troi. Dia pun merekomendasikan beli.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News