Reporter: Annisa Aninditya Wibawa, Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. PT XL Axiata Tbk (EXCL) tetap memutuskan untuk merger dengan PT Axis Telekom Indonesia pada 28 Maret 2014 nanti, meski beberapa pemegang saham tak setuju dengan rencana tersebut. EXCL memberi opsi kepada pemegang saham untuk menjual sahamnya jika tak setuju dengan rencana akuisisi dan merger dengan Axis.
Turina Farouk, Sekretaris Perusahaan EXCL, mengatakan, dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) yang berlangsung, Rabu (5/2), terdapat 3% pemegang saham publik yang menolak aksi korporasi itu. Artinya, pemilik 314.637 unit saham EXCL tak setuju rencana akuisisi dan merger EXCL-Axis.
Namun, pemegang saham yang yang setuju itu belum menyatakan apakah akan melepas kepemilikan saham mereka atau tidak. "Untuk mereka yang tidak menyetujui merger, diberi kesempatan untuk menjual," ucap Turina, kemarin.
Dia menjelaskan, pemegang saham yang tak setuju dan berniat menjual saham diberi waktu hingga 25 Februari untuk menyatakan minatnya. Bila ingin menjual saham, EXCL akan membeli di harga Rp 5.280 per saham.
Kepastian jumlah pemegang saham yang memutuskan menjual saham EXCL, akan keluar sekitar tujuh hari setelah periode tersebut. Nah, pembayaran atas pembelian saham milik pemegang saham publik ini akan dilakukan pada 9 April 2014.
Atas transaksi penjualan saham EXCL itu kelak, Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) akan mengenakan biaya transaksi tambahan. Kepala Divisi Jasa Kustodian KSEI, Gusrinaldi Akhyar menyatakan, para pemegang saham EXCL yang ingin menjual sahamnya akan dikenakan biaya transaksi sebesar 0,3% dari total nilai transaksi. "Berdasarkan informasi yang kami terima dari EXCL, PT Mandiri Sekuritas ditunjuk sebagai agen pembeli siaga," kata Gusrinaldi, Kamis (13/2).
Peluang menjual saham EXCL di harga Rp 5.280 per saham, menurut para analis, menjadi penawaran yang cukup menarik. "Mereka bisa mendapatkan gain 5% sampai 10% lebih tinggi dibanding harga pembelian sebelumnya," kata analis MNC Securities, Reza Nugraha.
Bahkan, jika dibandingkan harga EXCL, kemarin, yang di level Rp 4.505 per saham, harga penawaran dari EXCL tersebut lebih tinggi 14,68%.
Menurut Reza, jika semua pemegang saham yang tidak setuju rencana merger menjual sahamnya, EXCL tak akan terbebani. "Persentasenya tak terlalu besar. EXCL sudah memperhitungkan semua pembiayaan yang harus dikeluarkan. Mereka pasti punya skenario," ujar dia yakin.
Jika dihitung secara kasar, total dana yang harus dikeluarkan EXCL untuk membeli 3% setara 314.637 saham itu, hanya sebanyak Rp 1,66 miliar.
Secara fundamental, menurut Reza, kinerja EXCL dalam jangka panjang akan sangat diuntungkan dengan rencana merger ini. Sebab jumlah pelanggan meningkat. Selain itu, ada penambahan jumlah spektrum dan peningkatan kapasitas pasca akuisisi.
Namun, menurut Reza, dalam jangka pendek akuisisi ini akan berdampak negatif pada kinerja EXCL. Maklum, EXCL harus mengeluarkan dana besar untuk membayar utang Axis dan biaya akuisisi.
Tahun lalu, laba bersih perusahaan telekomunikasi ini menurun 63% menjadi Rp 1,03 triliun. Karena alasan itu, Reza menyarankan hold saham EXCL dengan target Rp 5.200 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News