Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten properti PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS) menyambut baik insentif berupa pengurangan pajak pertambahan nilai (PPN). Namun, perusahaan juga menggarisbawahi kekurangan dari program tersebut.
Direktur Puradelta Tondy Suwanto menjelaskan, insentif PPN tersebut lebih ditujukan untuk unit ready stock, sedangkan pengembang umumnya menjual secara indent.
"Akan jauh lebih baik jika insentif tersebut diberikan, misalnya untuk pembelian atau transaksi pada periode tertentu," kata dia saat dihubungi oleh Kontan.co.id, Selasa (2/3).
Sebagai informasi, insentif pemerintah tersebut memang memiliki masa berlaku hingga 31 Agustus 2021. Adapun syarat lain yang haris dipenuhi adalah, pengembang harus segera membangun rumah yang terjual atau memang menjual rumah yang sudah ready stock.
Sebab, untuk membangun rumah di segmen tertentu mungkin bisa di bawah 6 bulan, namun untuk rumah di atas Rp 1 miliar, periode pembangunan rumah memakan waktu lebih dari 6 bulan.
Lebih jauh, Tondy bilang, saat ini DMAS tidak memiliki banyak stock rumah tapak. Penjualan rumah tapak yang menjadi andalan perusahaan masih berasal dari pemasaran kluster Naraya Park dan Woodchester di daerah Cikarang.
Naraya Park memiliki tiga tipe rumah yakni tipe 30/50, 50/48 and 56/60. Residensial ini ditujukan untuk kalangan millenial dengan berbagai akses fasilitas dan harga yang terjangkau. Sementara untuk Woodchester merupakan perumahan eksklusif.
"Porsi pendapatan masih ditempati penjualan lahan industri. Namun secara keseluruhan, kami menargetkan marketing sales Rp 2 triliun. Porsi penjualan residensial tidaklah besar," ungkap dia tanpa menyebut detail jumlahnya.
Pada kuartal III 2020, DMAS mencetak pendapatan sebesar Rp 654,99 miliar. Dari lini perumahan, perusahaan mendapatkan porsi sebesar Rp 36,00 miliar. Porsi terbesar masih ditempati lahan industri dengan Rp 537,75 miliar dan komersial Rp 64,86 miliar. Ditambah pula hotel dan sewa masing-masing Rp 9,79 miliar dan Rp 6,55 miliar.
Pendapatan ini menurun dari pencapaian kuartal III 2019 yang mencapai Rp 1,26 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News