kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Ada FOMC Meeting, Begini Prospek Obligasi Indonesia


Minggu, 24 Juli 2022 / 13:44 WIB
Ada FOMC Meeting, Begini Prospek Obligasi Indonesia
ILUSTRASI. Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed akan menggelar Federal Open Market Committee (FOMC) pada 26-27 Juli 2022. Pertemuan FOMC akan mempengaruhi pasar obligasi Indonesia.


Reporter: Aris Nurjani | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed akan menggelar Federal Open Market Committee (FOMC) pada 26-27 Juli 2022. Pertemuan FOMC akan mempengaruhi pasar obligasi Indonesia.

Fixed Income Portfolio Manager Sucorinvest Asset Management Gama Yuki mengatakan, menjelang meeting FOMC pekan depan, pergerakan harga obligasi masih cenderung volatile serta ada penurunan sedikit.

"Investor masih berjaga-jaga untuk menghadapi keputusan The Fed yang akan agresif dalam menaikkan suku bunga karena inflasi AS yang belum mereda," ucap Gama kepada Kontan.co.id, Jumat (22/7).

Gama mengatakan, penurunan harga obligasi juga dikarenakan investor asing yang masih melakukan net sell walaupun porsi mereka sudah tidak terlalu banyak.

" Untuk yield obligasi pemerintah tenor 10 tahun, seminggu terakhir bergerak di level 7.3%-7.5%," tuturnya.

Baca Juga: Penerbitan Obligasi Korporasi Diperkirakan Mencapai Rp 125 Triliun di Tahun 2022

Menurut Gama, prospek obligasi masih akan cukup ramai mengingat likuiditas yang masih bagus saat ini di dalam negeri. Selain itu, yield obligasi Indonesia juga masih cukup menarik jika dibandingkan dengan peers negara lain dengan rating sama.

"Sehingga jika arah kebijakan sudah lebih jelas baik dari global maupun domestik serta inflasi sudah cukup melandai, ada kemungkinan market obligasi untuk bisa rally kembali," ucap Gama.

Gama memperkirakan, dengan inflasi AS yang masih cukup tinggi yakni 9,1% secara tahunan, ada kemungkinan The Fed akan menaikkan suku bunga 75bps-100bps di pertemuan bulan ini.

Gama menambahkan, penerbitan obligasi pemerintah saat ini juga sudah mulai dikurangi demi menjaga pasar obligasi.

Hal ini terlihat dari target defisit anggaran pemerintah yang dikurangi menjadi 3.92% dari PDB(sebelumnya 4,85% dari PDB) sehingga membuat pemerintah mengurangi penerbitan obligasi hingga akhir tahun 2022.

"Sedangkan dari penerbitan obligasi korporasi saat ini jika dibandingkan dengan tahun lalu, penerbitan obligasi korporasi saat ini sudah mulai meningkat. Bisnis sudah mulai kembali berjalan dan beberapa perusahaan sudah mulai aktif lagi dalam penerbitan obligasi," ujar Gama.

Gama mengatakan untuk kupon penerbitan sudah mulai meningkat jika dibandingkan dengan tahun lalu karna perusahaan menyesuaikan dengan kenaikan suku bunga.

"Jika kita ambil salah satu perusahaan dengan rating AAA, di akhir tahun lalu mereka menerbitkan obligasi 1 tahun dengan kupon 3,6%. Di bulan Juli ini mereka kembali menerbitkan obligasi 1 tahun dengan kupon 4,5% (naik 90 bps)," imbuh Gama.

Baca Juga: Begini Prospek Obligasi Indonesia di Tengah Isu Kenaikan Suku Bunga The Fed

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×