kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ada Enam Calon Emiten yang Bakal Melantai di BEI, Simak Prospeknya


Selasa, 29 Maret 2022 / 19:58 WIB
Ada Enam Calon Emiten yang Bakal Melantai di BEI, Simak Prospeknya
ILUSTRASI. IDX. REUTERS/Willy Kurniawan


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebanyak enam emiten yang sedang dalam proses penawaran umum perdana atawa Initial Public Offering (IPO).

Emiten-emiten tersebut yaitu, PT WIR Asia Tbk (WIRG) dan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dari sektor teknologi, PT Winner Nusantara Jaya Tbk (WINR) dari sektor properti dan real estate. Kemudian, PT Murni Sadar Tbk (MTMH) dari sektor kesehatan, PT Teladan Prima Agro Tbk (TLDN) dari sektor consumer non cyclycal, dan PT Sigma Energy Compressindo Tbk (SICO) dari sektor energi.

Analis Investindo Nusantara Sekuritas Pandhu Dewantoro menilai secara sektoral, sektor teknologi lebih menarik karena menjanjikan prospek pertumbuhan yang lebih kuat, seiring dengan perkembangan jaman yang lebih mengandalkan teknologi untuk memperluas pelayanan dan meningkatkan efisiensi dalam operasionalnya. 

Sementara, sektor properti dan komoditas memiliki karakter yang lebih siklikal, dimana ada saatnya tinggi dan ada saatnya juga rendah.

"Tentu di masa harga komoditas sedang tinggi seperti saat ini, risiko turun menjadi lebih besar dalam jangka panjang. Sedangkan sektor properti tergantung pada tingkat suku bunga dan daya beli masyarakat," ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (29/3).

Baca Juga: Banyak Emiten Akan IPO, Cari yang Valuasinya Murah

Untuk properti, faktor lokasi juga menjadi hal penting lantaran harga properti akan lebih cepat menguat di daerah yang sedang dalam proyek pembangunan besar. 

Lalu, untuk sektor kesehatan seperti rumah sakit, memerlukan modal yang relatif besar untuk menopang pertumbuhan sehingga biasanya cenderung lebih lambat.

Melihat pada laporan keuangan calon emiten-emiten tersebut, pihaknya melihat sektor teknologi memiliki prospek pertumbuhan yang tinggi. 

"Misalnya, GOTO yang memiliki ekosistem yang kuat, gabungan dari Gojek, Gopay, Gofood dan Tokopedia yang masing-masing bisa dikatakan menjadi market leader," sebutnya.

Meskipun memang, jika dilihat dari bottom line masih jauh dari harapan para investor karena masih membukukan kerugian tiap tahun sejak awal berdirinya. Diproyeksikan masih butuh beberapa tahun lagi untuk bisa menikmati keuntungan pertama.

Calon emiten teknologi lainnya, WIRG juga dinilai cukup kuat pada segmen pengembangan aplikasi dan software. Menjadi pemain terkemuka pada teknologi digital reality dan memiliki visi untuk menyediakan dunia metaverse di masa mendatang. 

"Jumlah klien terus meningkat bahkan sudah menyelesaikan lebih dari 1.000 proyek dari berbagai industri," katanya.

Untuk sektor lainnya, Investindo Nusantara Sekuritas melihat prospeknya tidak sekuat sektor teknologi. Meski begitu, secara kinerja keuangan membukukan peningkatan signifikan pada tahun terakhir seiring dengan tingginya harga komoditas dan bangkitnya ekonomi pasca pandemi. 

Adapun sentimen yang perlu diwaspadai adalah kemungkinan harga komoditas yang kembali turun ke level normal pada masa mendatang dan kenaikan suku bunga yang dapat membuat ekonomi mengalami kontraksi.

Oleh sebab itu, untuk saham-saham yang mau IPO ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan, yaitu bagaimana model bisnis, seberapa prospektif dan apa saja resiko yang dihadapi. 

Baca Juga: Harga Minyak Mentah Indonesia (ICP) Naik, Penerimaan Negara Bukan Pajak Melejit

"Kemudian dilihat juga kinerja keuangan dan valuasinya, tentunya akan lebih baik jika membeli perseroan yang sedang tumbuh positif serta dilepas pada valuasi yang murah," kata Pandhu.

Faktor lain yang perlu diperhatikan adalah jumlah lembar saham yang dilepas. Menurutnya, jika terlalu kecil biasanya jadi kurang menarik karena tidak likuid, sebaliknya terlalu besar juga menjadi cenderung lambat pergerakannya. 

Selain itu, reputasi underwriter juga bisa diperhatikan, bagaimana kebiasaaan pergerakan saham-saham yang sudah listing terlebih dahulu yang dibawa oleh para underwriter tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×