kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ada afiliasi ENRG dan BNBR di Owen Holding?


Selasa, 17 September 2013 / 15:58 WIB
Ada afiliasi ENRG dan BNBR di Owen Holding?
ILUSTRASI. Pekerja menyelesaikan proyek pembangunan infrastruktur gardu induk dan tranmisi PT PLN


Reporter: Yuwono Triatmodjo, Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Yuwono Triatmodjo

JAKARTA. Bau tak sedap menyeruak dari rencana Penawaran Umum Terbatas III (PUT III) dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG). Penundaan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) ENRG dari tanggal 17 September hingga batas waktu yang tak ditentukan, kian menyembulkan ketidakberesan aksi yang disebut rights issue itu.

Presiden Direktur ENRG Imam P. Agustino beralasan, penundaan RUPSLB karena kondisi pasar kurang kondusif. "Perseroan akan menunggu sampai dengan kondisi pasar dan fluktuasi harga saham membaik dan lebih stabil," kata Imam, dalam keterangan tertulis, Jumat (13/9).

Dalam prospektus yang terbit 2 Agustus lalu, ENRG akan menerbitkan 20.981.989.426 saham seharga Rp 140 per saham dan berpotensi meraup dana Rp 2,94 triliun. Belakangan (15/9), harga rights issue diubah menjadi Rp 120 per saham, dengan asumsi perolehan Rp 2,52 triliun.

Salah satu kunci permasalahan timbul dari rencana penggunaan dana. Prospektus itu  menyebut, 81% hasil rights issue dialokasikan untuk membeli 49% saham EMP International Ltd (EIBL) yang dimiliki Owen Holding Limited (Owen). Sementara 19% dana hasil rights issue lainnya dipakai untuk modal kerja.

Dalam prospektus rights issue ENRG yang terbit 2 Agustus disebutkan, pemilik Owen Holding Limited adalah ND Owen Holdings Limited (30,61%) dan Densel Venture Ltd (69,39%). ENRG menegaskan, bahwa transaksi ini bukan transaksi benturan kepentingan. Di sinilah masalah itu timbul. City A.M., media asal London menemukan adanya hubungan afiliasi dalam rencana transaksi pembelian 49% saham EIBL.

City A.M., 9 September lalu menulis, PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) ternyata adalah pengendali Densel Venture. Ini diketahui setelah City mewawancarai CIM Investment Management yang mewakil Mackenzie Cundill, pemilik 7,67% saham ENRG. Manajemen ENRG pernah mengeluarkan dokumen yang didalamnya sempat dijelaskan hubungan Densel Venture dengan Grup Bakrie. CIM, lanjut City, telah melayangkan surat kepada BEI untuk memeriksa kasus ini, akhir Agustus lalu.

KONTAN pun memperoleh dokumen tersebut, yang menjelaskan hubungan BNBR dengan Densel Venture. Jika benar BNBR merupakan pengendali Densel Venture, maka telah terjadi penyesatan informasi karena transaksi EIBL menjadi transaksi yang terafiliasi.

Saat dikonfirmasi mengenai masalah ini, manajemen ENRG membantahnya. "Penundaan rights issue karena kondisi pasar yang kurang kondusif. Tidak ada alasan lain. Sejauh ini kami belum mengetahui info mengenai info lain dari pemegang saham lainnya," terang Herwin Hidayat, Kepala Hubungan Investor ENRG, Jumat (13/9).

Saat ditanya adanya surat CIM Investment yang sudah diserahkan kepada otoritas bursa, Direktur Penilaian Perusahaan BEI Hoesen mengatakan keraguannya telah menerima surat tersebut. "Seingat saya belum ada. Tapi nanti saya cek," tulis Hoesen dalam pesan singkatnya, Senin (16/9).     

Hoesen menambahkan, pihak bursa akan melihar dahulu duduk persoalan kasus ini. "Kalau memang ada yang perlu diklarifikasikan, pasti kami akan minta penjelasan," imbuhnya.

Asal tahu saja, EIBL memiliki pinjaman sebesar US$ 228,87 juta kepada ND Owen Holdings untuk membeli 100% saham CNOOC ONWJ Ltd, kini bernama EMP ONWJ Ltd, tahun 2011. CNOOC ONWJ Ltd ini adalah pemilik 36,72% saham Offshore North West Java  (ONWJ PSC).

Pinjaman valas dari ND Owen tersebut dikenakan mahar yang besar. Pada tahun pertama pinjaman, bunga yang harus dibayar EIBL mencapai 17%. Tahun berikutnya, bunga pinjaman naik menjadi 20% per tahun. EIBL akan membayar seluruh bunga beserta pokoknya, 36 bulan setelah penarikan pinjaman pada 21 Desember 2011. Artinya, utang berbunga jumbo ini akan jatuh tempo Desember 2014.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×