kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Abaikan Gejolak di Rusia, Harga Minyak Mentah Menguat pada Senin (26/6)


Senin, 26 Juni 2023 / 20:28 WIB
Abaikan Gejolak di Rusia, Harga Minyak Mentah Menguat pada Senin (26/6)
ILUSTRASI. Kilang minyak mentah


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak sedikit menguat pada hari Senin (26/6). Pasar mengabaikan gejolak politik di Rusia dan menilai tidak menimbulkan ancaman langsung terhadap pasokan minyak salah satu produsen terbesar dunia tersebut.

Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent naik 47 sen atau 0,6% menjadi US$74,32 per barel pada 1217 GMT.

Sedangkan, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik 36 sen atau 0,5% menjadi US$69,52. Kedua tolok ukur harga minyak mentah tersebut naik sebanyak 1,3% pada awal perdagangan Asia.

Baca Juga: Harga Komoditas Jeblok, IHSG Ikut Terperosok

Bentrokan antara Moskow dan kelompok tentara bayaran Rusia Wagner dapat dihindari pada hari Sabtu (24/6). Setelah tentara bayaran bersenjata lengkap menarik diri dari kota Rostov Rusia Selatan di bawah kesepakatan menghentikan langkah mereka ke ibu kota.

Namun, insiden tersebut telah menimbulkan pertanyaan tentang cengkeraman kekuasaan Presiden Vladimir Putin dan beberapa kekhawatiran tentang kemungkinan gangguan pasokan minyak Rusia.

"Tidak banyak dampak geopolitik di pasar sekarang. Itu didominasi oleh ekonomi, bukan geopolitik," kata Daniel Yergin, wakil ketua S&P Global, di sela-sela acara industri pada hari Senin.

Harga Brent dan WTI turun sekitar 3,6% minggu lalu di tengah kekhawatiran bahwa kenaikan suku bunga lebih lanjut oleh Federal Reserve AS dapat melemahkan permintaan minyak. Di saat pemulihan ekonomi China juga mengecewakan investor.

"Pertumbuhan ekonomi China telah menjadi mimpi buruk bagi pasar komoditas, terutama minyak dan logam industri," kata analis CMC Markets Tina Teng dalam sebuah catatan.

Baca Juga: Harga Minyak Tumbang Akibat Prospek Permintaan yang Turun

Analis Goldman Sachs mengatakan, pasar dapat menghargai probabilitas volatilitas domestik yang cukup tinggi di Rusia yang menyebabkan gangguan pasokan, dampaknya terbatas karena fundamental spot tidak berubah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×