Sumber: KONTAN | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Diam-diam PT Bumi Resources Tbk (BUMI) tengah mencari pendanaan dalam jumlah besar. Perusahaan tambang batubara milik Grup bakrie tersebut bakal menerbitkan convertible bond alias obligasi konversi senilai US$ 200 juta atau sekitar Rp 2 triliun.
BUMI memang tak menerbitkan secara langsung obligasi konversi tersebut. BUMI menggunakan perusahaan khusus atau Special Purpose Vehicle (SPV) bernama Enercoal Resources Pte. Ltd untuk menerbitkan obligasi konversi itu. Sebagai catatan saja, BUMI menguasai 100% saham Enercoal, perusahaan yang bermarkas di Singapura.
Kantor berita Reuters, kemarin (29/7) melaporkan, saat ini Enercoal tengah melakukan proses penawaran obligasi yang bisa ditukar dengan saham BUMI tersebut.
Obligasi konversi tersebut memiliki jangka waktu lima tahun dengan penawaran bunga sebesar 9% hingga 9,5% per tahun. BUMI menggaransi pelunasan seluruh obligasi tersebut hingga jatuh tempo.
Belum ada penjelasan resmi dari manajemen BUMI mengenai rencana penerbitan obligasi konversi ini berikut penggunaan hasilnya. "Harap menunggu jawaban resmi dari BUMI yang akan kami umumkan besok (hari ini)," kata Senior Vice President Hubungan Investor BUMI Dileep Srivastava lewat pesan pendek kepada KONTAN, kemarin (29/7).
Sekadar catatan, bukan kali ini saja Enercoal menjadi kendaraan BUMI untuk menerbitkan obligasi konversi. Pada 29 Juni 2007 dan 1 Oktober 2007 silam, BUMI lewat Enercoal juga menerbitkan obligasi konversi tanpa bunga sebesar US$ 300 juta (Obligasi Konversi I) dan US$ 150 juta (Obligasi Konversi II).
Obligasi Konversi I memiliki masa jatuh tempo 22 Juni 2012. Sedangkan Obligasi Konversi II bakal jatuh waktu 1 Oktober 2012. Obligasi tersebut terdaftar di Bursa Efek Singapura. BUMI juga bertindak sebagai penjamin obligasi terbitan Enercoal ini.
Waktu itu, BUMI menggunakan hasil penerbitan obligasi konversi tersebut untuk melunasi pinjaman dari Credit Suisse. Anak usaha Grup Bakrie ini mendapatkan utang itu tahun 2006, guna menutup kebutuhan modal kerja.
Kepala Riset BNI Securities Norico Gaman menduga, seluruh dana hasil penerbitan obligasi konversi Enercoal itu akan masuk ke kantong BUMI. Norico bilang, perusahaan SPV semacam Enercoal itu memang khusus dibentuk untuk mencari peluang pendanaan dari luar (offshore financing). "Kelihatannya BUMI sedang mencari dana melalui perusahaan SPV-nya itu," tandasnya. Terlebih, manajemen BUMI memang telah memperoleh restu para pemegang sahamnya untuk menggadaikan aset-aset perusahaan dan anak usaha
Penerbitan surat utang ini menjadi kejutan baru BUMI. Namun, pada tahun ini BUMI memang membutuhkan banyak dana. Apalagi anak usaha PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) tersebut akan mulai menggarap pertambangan emas dan tembaga. Ada dua lokasi tambang yang akan mereka kembangkan, yakni di Palu, Sulawesi Tengah, dan Gorontalo, Sulawesi Utara. Kedua lahan pertambangan bakal tersebut mulai masuk tahap eksplorasi pada tahun 2013.
Beberapa waktu lalu, Dileep menyatakan BUMI akan menyiapkan dana sekitar US$ 1 miliar untuk mengeksploitasi tambang emas dan tembaga tersebut. Pengembangan ini merupakan bagian diversifikasi usaha BUMI. Sebab, harga komoditas batubara dalam beberapa waktu terakhir tengah mengalami tekanan.
Pada penutupan bursa kemarin, harga saham BUMI berakhir di level Rp 2.200 per saham, turun 2,22% ketimbang sehari sebelumnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News