CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.874   -14,00   -0,09%
  • IDX 7.137   -77,78   -1,08%
  • KOMPAS100 1.092   -10,78   -0,98%
  • LQ45 871   -4,94   -0,56%
  • ISSI 215   -3,31   -1,52%
  • IDX30 446   -2,03   -0,45%
  • IDXHIDIV20 539   -0,53   -0,10%
  • IDX80 125   -1,22   -0,96%
  • IDXV30 135   -0,43   -0,32%
  • IDXQ30 149   -0,44   -0,29%

7 Saham bank kena suspend, analis sarankan wait and see


Kamis, 04 Maret 2021 / 17:10 WIB
7 Saham bank kena suspend, analis sarankan wait and see
ILUSTRASI. Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (4/3), menghentikan sementara perdagangan 7 saham bank kecil.


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga sejumlah saham bank kecil melonjak belakangan ini. Lonjakan harga saham membuat Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (4/3), menghentikan sementara perdagangan 7 saham bank kecil.

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana bilang, lonjakan harga saham di bank-bank kecil terjadi lantaran adanya spekulasi pasar.

“Memang spekulasi bahwa para fintech terkait dompet digital akan memperluas usahanya dengan mengakuisisi bank kecil yang akan ditransformasikan ke bank digital. Umumnya akuisisi akan di atas nilai buku banknya. Seperti Bank Jago yang dua kali nilai buku,” ujar Wawan kepada Kontan.co.id pada Kamis (4/3).

Wawan menilai, prospek bank digital memang terlihat cerah ke depannya. Namun investor perlu memahami agar bank digital diterima oleh masyarakat akan butuh waktu. Belum lagi banyaknya pemain akan mendorong terjadinya perang bakar uang untuk menarik minat pengguna baru.

Baca Juga: Bursa menghentikan sementara perdagangan 7 saham bank ini, Kamis (4/3)

Lebih lanjut, ia menyatakan, pada tahap awal, fokus bank digital bukan profit tapi menambah jumlah nasabah. Bila akuisisi pengguna dinilai rampung, barulah bank digital akan kembali ke prospek pendapatan perusahaan.

“Saat itu terjadi harga dengan valuasi mahal akan rentan sekali untuk terkena profit taking dan terkoreksi. Untuk yang tertarik pada bank digital kan ada bank besar yang punya anak usaha itu misalnya BBRI dan BBCA,” tambah Wawan.

Ia juga melihat, bank kecil selama ini pun memiliki kinerja yang  biasa saja. Juga cenderung kurang likuid sahamnya. Ia mengingatkan risiko bagi investor yang masuk sekarang pada valuasi tinggi jika bank itu tidak  jadi diakuisisi.

“Lebih baik wait and see untuk saat ini. Kalaupun mau masuk ya sebagai diversifikasi, jangan sebagai investasi utama. Secara fundamental emiten bank kecil itu kurang menarik, dengan permodalan yang cenderung kecil tekanan pandemi juga akan terasa,” jelas Wawan.

Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Okie Ardiastama juga menilai, kenaikan harga saham pada emiten bank kecil juga karena spekulasi. Lantaran pelaku pasar modal berekspektasi akan kebijakan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melakukan penambahan modal inti.

“OJK mengisyaratkan bank kecil untuk melakukan penambahan modal guna mendukung transformasi bisnis menjadi bank digital. Terdapat spekulasi dimana masuknya investor strategis dinilai dapat menaikkan nilai perusahaan,” kata Okie kepada Kontan.co.id pada Kamis (4/3).

Oleh sebab itu, agar tidak terkena spekulasi, ia menyarankan bagi calon investor untuk melakukan perbandingan dari rasio keuangan emiten. Tujuannya agar bisa mengetahui valuasi emiten satu sama lain.

“Sebaiknya saat ini wait and see dulu saja. Karena  dari segi valuasi sudah cukup premium,” tambahnya.

Baca Juga: BEI suspensi saham Bank Ganesha (BGTG), Rabu (3/3)



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×