Reporter: Ade Jun Firdaus | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Geliat ekonomi domestik turut merangsang pertumbuhan ekspansi perusahaan infrastruktur dan pertambangan. Alhasil, sejumlah perusahaan konstruksi turut menuai untung. PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), salah satunya. Sebagai bukti, sepanjang semester I tahun ini, perusahaan konstruksi pelat merah ini berhasil mencatat pertumbuhan laba bersih yang cukup lumayan.
Bahkan, "Sekitar 50% target tahun ini telah tercapai," ujar Natal Argawan, Sekretaris Perusahaan WIKA, Senin (12/7). Asal tahu saja, sepanjang 2010, WIKA menargetkan laba bersih sebesar Rp 253 miliar. Angka tersebut lebih tinggi 33,86% ketimbang perolehan sepanjang tahun 2009 lalu sebesar Rp 189 miliar.
Jika dihitung, sepanjang enam bulan pertama tahun ini, WIKA telah mampu meraup laba bersih sekitar Rp 126,5 miliar. Nah, bila dibandingkan dengan perolehan pada periode sama tahun lalu sebesar Rp 93,34 miliar, pertumbuhan laba bersih WIKA mencapai 35,53%.
Namun, lanjut Natal, pertumbuhan laba bersih tersebut tidak diikuti torehan pendapatan WIKA. "Pendapatan kami tidak terlalu tinggi. Di bawah 50% dari target," ujarnya. WIKA membidik penjualan sebesar Rp 8 triliun, atau naik 23,08% dari perolehan sepanjang tahun lalu sebesar Rp 6,5 triliun.
Natal menjelaskan, pembelian untuk bahan pokok bangunan yang turun sekitar 0,5% dari tahun lalu menjadi pendongkrak kenaikan laba bersih WIKA. "Tahun ini, kami sangat selektif dalam memilih bahan material. Ini yang menyebabkan biaya pengeluaran kami turun," ujarnya.
Alhasil, lanjut Natal, beban usaha WIKA pun tergerus cukup tajam pada semester I tahun ini. Sayangnya, dia masih enggan menyebutkan angka pasti dan persentase penghematan tersebut.
Hingga Mei 2010, WIKA telah meraih kontrak pengerjaan proyek infrastruktur senilai Rp 2,1 triliun. Saat ini, WIKA masih menunggu pembagian porsi pengerjaan proyek Chemical Grade Alumina (CGA) Tayan milik PT Indonesia Chemical Alumina (ICA), anak usaha PT Aneka Tambang Tbk (Antam). Total nilainya mencapai US$ 350 juta atau sekitar Rp 3,5 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News