kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

3 analis terakurat selisih pendapat mengenai emas


Selasa, 31 Juli 2012 / 14:28 WIB
3 analis terakurat selisih pendapat mengenai emas
ILUSTRASI. Petugas teller menghitung pecahan 100 dollar US di salah satu bank di Jakarta,


Reporter: Barratut Taqiyyah, Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

NEW YORK. Tiga analis yang secara tepat meramal penurunan kuartalan terbesar dalam empat tahun terhadap harga emas pada tiga bulan yang berakhir Juni 2012, saat ini berselisih pendapat. Hal itu merefleksikan pandangan investor terhadap kemungkinan bank sentral global melakukan sesuatu untuk menggairahkan kembali perekonomian.

Salah satu analis paling akurat dari 20 analis yang disurvei Bloomberg pada kuartal dua, Justin Smirk dari Westpac Banking Corp berpendapat harga emas masih akan terus melorot. "Emas bukan satu-satunya safe haven. Jika dilihat dari pergerakan harga emas tahun lalu dan tahun ini, investor lebih suka menggenggam dollar AS," jelas Smirk. Dia menambahkan, meskipun kebijakan quantitaive easing akan mendorong aksi beli terhadap emas, namun harga si kuning kinclong sulit kembali ke level tertingginya.

Sedangkan Eugen Weinberg dari Commerzbank AG dan Nick Trevethan dari ANZ Banking Group Ltd meramal harga emas akan mencapai rekor tertinggi dalam setahun ke depan.

Memang, jika dilihat, meski harga emas sudah rally sejak tumbang sekitar 1% pada Mei lalu, namun, harga emas saat ini masih rendah 16% dari harga rekor tertinggi di level US$ 1.923,70 per troy ounce yang tercipta pada 6 September lalu.

Investor sepertinya lebih memilih memegang surat obligasi dan dollar AS untuk melindungi kekayaan mereka seiring perlambatan pertumbuhan ekonomi. Kondisi itu yang lantas menggiring tingkat yields obligasi ke rekor terendah dan mendongkrak posisi dollar AS ke level paling perkasa dalam dua tahun terakhir.

"Saat ini belum ada sentimen positif bagi harga emas di tengah perlambatan ekonomi global. Perputaran uang belum masuk ke dalam sistem. Namun, seseorang tetap akan membeli emas untuk investasi jangka panjang. Harga emas akan tetap meningkat karena investor membutuhkan asuransi terhadap inflasi," papar Michael Cuggino dari Permanent Portfolio Funds di San Francisco.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×