kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.543.000   4.000   0,26%
  • USD/IDR 15.838   -98,00   -0,62%
  • IDX 7.388   -104,17   -1,39%
  • KOMPAS100 1.141   -18,61   -1,61%
  • LQ45 902   -17,69   -1,92%
  • ISSI 225   -1,67   -0,74%
  • IDX30 464   -10,54   -2,22%
  • IDXHIDIV20 561   -11,43   -2,00%
  • IDX80 131   -2,09   -1,57%
  • IDXV30 139   -1,69   -1,20%
  • IDXQ30 155   -2,77   -1,75%

2014, waspadai empat sektor ini


Rabu, 08 Januari 2014 / 19:40 WIB
2014, waspadai empat sektor ini
ILUSTRASI. Dapatkan diskon plus giftcard saat membeli paket data XL pilihan di Tokopedia.


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Semua kebijakan makro yang dieksekusi sepanjang 2013 lalu baru bisa dirasakan dampaknya mulai tahun ini. Oleh sebab itu, para pelaku pasar diimbau untuk lebih cermat mengambil keputusan untuk berinvestasi saham dari sektor-sektor tertentu seperti konsumer, perbankan, konstruksi, dan batubara.

Hal ini disampaikan oleh Alfred Nainggolan, analis Buana Capital melalui risetnya yang diterima KONTAN. Pertama, ada saham dari sektor konsumer. Logikanya, potensi kinerja emiten di sektor ini terus tumbuh seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk.

"Tapi, kenaikan harga bahan baku menipiskan marjin mereka sehingga kinerjanya berpotensi turun drastis," kata Alfred Nainggolan, analis Buana Capital dalam risetnya yang diterima KONTAN.

Jika ingin tetap bermain di sektor ini, Alfred merekomendasikan untuk memilih saham JPFA. Meski tertekan potensi menurunnya marjin, tapi hal itu masih dikompensasi dengan valuasi saham JPFA yang murah dan kuatnya fundamental JPFA melalui diversifkasinya.

Sektor kedua yang perlu dipertimbangkan dengan matang jika ingin membeli sahamnya adalah sektor bank. Alfred bilang, dampak kenaikan suku bunga acuan (BI rate) akan terasa dampaknya bagi emiten perbankan mulai tahun ini. Kucuran kredit mereka pasti melambat seiring dengan kenaikannya BI rate.

Tapi, paling tidak masih ada dua saham yang layak dilirik, yaitu BBRI dan BBTN. "Itu pun karena kinerja mereka ditopang oleh kredit mikro," tambah Alfred.

Untuk saham sektor konstruksi, Alfred juga tidak begitu merekomendasikan untuk bermain di sektor ini. Soalnya, sektor konstruksi terpapar oleh kondisi makro, khususnya peningkatan harga komponen dan jasa konstruksi.

Lantaran dua tekanan itu, Alfred memprediksi pertumbuhan rata-rata earning per share (EPS) dari emiten di sektor ini melambat, hanya menjadi 17%. Padahal, periode 2009-2012, rata-rata EPS emiten dari sektor konstruksi bisa tumbuh hingga 23%.

Terakhir adalah sektor batubara. "Kami tidak melihat adanya tren bullish atas sektor ini," tambah Alfred.

Kelebihan suplai batubara masih akan terjadi tahun ini. Akibatnya, harga batubara dunia cenderung kembali menurun ke level US$ 85-US$ 86 per ton tahun ini. Kondisi ini semakin menekan kinerja emiten sektor batubara. Bahkan, tekanan tersebut membuat rata-rata earning per share (EPS) emiten sektor batubara menjadi -3% tahun ini.

Namun, bukan berarti saham sektor ini benar-benar ditinggalkan. ADRO layak dilirik lantaran memiliki volume produksi yang kuat. ITMG juga terbilang oke karena masih memiliki marjin dan efisiensi yang kuat. "Kami menghindari HRUM karena emiten ini memiliki marjin terendah dibanding yang lain," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×