Reporter: Sandy Baskoro | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Sebagian besar valuta Asia kembali melemah terhadap dollar Amerika Serikat (AS). Penyelesaian krisis utang Eropa yang tersendat memberi alasan bagi investor untuk menjauh dari aset berisiko, termasuk valuta Asia.
The Bloomberg-JPMorgan Asia Dollar Index menyusut selama dua hari terakhir. Pemicu ketidakpercayaan terhadap valuta Asia kali ini adalah penolakan Parlemen Slowakia untuk menambah dana talangan dalam mengatasi krisis utang Eropa.
"Pasar mencemaskan krisis utang Eropa akan melebar menjadi krisis finansial. Di saat seperti ini, permintaan dollar AS tentu meningkat," ujar Hideki Hayashi, periset Japan Center for Economic Research di Tokyo, seperti dikutip Bloomberg, kemarin.
The Asia Dollar Index, yang mengukur bobot the greenback terhadap 10 valuta Asia di luar yen Jepang, Rabu (12/10), menyusut 0,2% menjadi 115,23. Won Korea Selatan (Korsel) melemah 0,8% menjadi 1.173,55 per dollar AS, ringgit Malaysia turun 0,4% menuju 3,1535 per dollar AS. Rupiah terkoreksi 0,4% hingga Rp 8.948 per dollar AS.
Peso Filipina menurun 0,3% menjadi 43,555 per dollar AS. Peso Filipina menyusut selama dua hari setelah pemerintah setempat memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini dan tahun depan lantaran ekspor Agustus anjlok paling dalam sejak September 2009.
Won (KRW) melorot dari posisi terkuatnya selama dua pekan terakhir setelah sebagian investor asing keluar dari pasar saham lokal. Bloomberg mencatat penjualan bersih (net sell) investor asing di bursa Seoul selama tiga bulan terakhir mencapai US$ 8 miliar.
Otoritas Korsel melaporkan tingkat pengangguran di negara itu pada September sebesar 3,2%. Angka itu lebih tinggi daripada bulan sebelumnya sebesar 3,1%, yang merupakan level terendah sejak Juli 2008. "Pasar masih bolak balik sejalan kemajuan dan kemunduran rencana penyelesaian krisis Eropa," ujar Park Joo Hyung, dealer valuta Korea Exchange Bank.
Analis Indosukses Futures, Herry Setyawan, memprediksi, valuta Asia masih rawan berubah hingga pekan depan. Pelaku pasar masih menunggu kepastian penyelesaian krisis utang Eropa. "Saat ini, orang lebih nyaman memegang dollar AS," ujar dia.
Herry menebak USD/KRW pekan depan berkisar 1.045 hingga 1.250. Sedang pairing USD/MYR berkisar 2,92-3,2.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News