kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tensi perang dagang mereda, dolar AS kembali perkasa


Selasa, 20 Agustus 2019 / 21:25 WIB
Tensi perang dagang mereda, dolar AS kembali perkasa
ILUSTRASI. Dollar AS cenderung bergerak menguat di hadapan beberapa mata uang utama lainnya.


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dollar AS cenderung bergerak menguat di hadapan beberapa mata uang utama lainnya. Selasa (20/8), pasangan mata uang EUR/USD menguat 0,03% ke 1,1081. Sementara pairing GBP/USD melemah 0,22% ke 1,2099 dan pairing USD/JPY melemah 0,27% ke 106,35.

Analis Monex Investindo Faisyal mengatakan, penguatan dollar AS didukung meredanya tensi perang dagang AS dan China. Hal ini terlihat dari penerapan tarif impor US$300 miliar yang ditunda hinga Desember. Selain itu, AS juga mengurangi daftar barang China yang terkena impor.

Tensi perang dagang juga kian melunak setelah Presiden AS, Donald Trump kembali memberi waktu penangguhan 90 hari untuk Huawei bisa membeli komponen dan berbisnis dengan perusahaan AS.

Baca Juga: Era bunga rendah, para pemburu imbal hasil bersiap masuk pasar obligasi Indonesia

Selain itu dollar AS bergerak stabil cenderung menguat karena pelaku pasar memandang The Fed belum akan agresif menurunkan suku bunga di September.

Dollar AS terbang dihadapan pounsterling. "Kekhawatiran terjadinya no deal dan hard Brexit membuat poundsterling melemah," kata Faisyal, Selasa (20/8).  Selain itu, Uni Eropa dan Irlandia yang menolak proposal Inggris untuk mengubah perjanjian backstop Irlandia juga menekan poundsterling.

Rabu (21/8), pergerakan GBP/USD akan dipengaruhi pidato member FOMC dan data pinjaman publik Inggris. "Jika pidato member FOMC tidak membeberkan besaran pemangkasan suku bunga maka saya rasa agenda tersebut belum mampu menggoyahkan penguatan dollar AS," kata Faisyal.

Baca Juga: Analis: Yang bikin dollar perkasa itu Trump, bukan The Fed

Dollar AS juga  bergerak cenderung menguat pada euro. Direktur Garuda Berjangka Ibrahim  mengatakan persoalan mundurnya Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte membuat euro tertekan. Selain itu, jumlah utang Italia yang semakin mengkhawatirkan akibat terkena imbas perag dagang juga membuat pelaku pasar meninggalkan euro.

Namun, dollar AS tak berdaya di hadapan yen.  Faisyal mengatakan USD/JPY melemah bukan karena dollar AS yang melemah, melainkan dominasi penguatan yen sebagai aset safe haven.

Baca Juga: Duh, Kurs Rupiah Malah Rawan Terkoreksi Jika BI Memangkas Suku Bunga premium

"Pelaku pasar tampaknya masih berhati-hati jelang rilis notula rapat pertemuan The Fed dan pertemuan simposium Jackson Hall Jumat mendatang, yang bisa memberikan indikasi perlambatan ekonomi global," kata Faisyal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×