Reporter: Nur Qolbi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Moody's Investors Service memberi peringkat investasi Baa3 dengan outlook stabil pada PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo). Moody's Vice President and Senior Analyst Nidhi Dhruv mengatakan, peringkat tersebut mencerminkan free cashflow yang stabil dan leverage yang relatif rendah.
"Peringkat investasi ini juga didukung oleh posisi Protelindo sebagai perusahaan menara swasta independen terbesar di Indonesia dengan aset menara yang mencapai 18.233 menara, serta 30.430 tenants per September 2019," ucap dia dalam risetnya, Jumat (15/11).
Baca Juga: Indosat (ISAT) jual 3.100 menara ke Mitratel dan Protelindo, begini penilaian Moody's
Terlebih lagi, akuisisi 1.000 menara Indosat oleh Protelindo akan menjadikan perusahaan ini menggenggam 20% pangsa pasar industri menara telekomunikasi di Indonesia.
Nidhi memprediksi, kontribusi penyewaan dari menara baru yang dibeli dapat membuat level utang terhadap EBITDA (leverage) Protelindo turun ke sekitar 2,8 kali pada 2020.
Akan tetapi, tingkat utang terhadap EBITDA Protelindo pada 2019 akan berada di sekitar 3 kali - 3,1 kali. Pasalnya, utang Protelindo meningkat karena dana akuisisi ini bersumber dari utang bank.
"Biaya akuisisi menara, ditambah dengan capex tinggi dan dividen juga akan menghasilkan arus kas bebas negatif pada tahun 2019. Namun, Moody's mengharapkan perusahaan akan menghasilkan arus kas bebas positif pada tahun 2020 dan 2021 dengan asumsi tidak ada akuisisi lebih lanjut," kata dia.
Baca Juga: Moody's sebut efek akuisisi menara Indosat (ISAT) untungkan semua pihak
Sementara itu, outlook yang stabil mencerminkan ekspektasi Moody's bahwa Protelindo akan menjaga profil keuangan yang kuat melalui pertumbuhan yang stabil dan positif. Leverage yang diukur seperti diukur dengan utang dibanding EBITDA harus tetap berada pada 2,8 kali-3,0 kali.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
