kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Faktor cuaca dan virus corona membuat harga gas alam anjlok 25% sepanjang kuartal I


Senin, 06 April 2020 / 21:14 WIB
Faktor cuaca dan virus corona membuat harga gas alam anjlok 25% sepanjang kuartal I
ILUSTRASI. Ilustrasi harga gas alam


Reporter: Arvin Nugroho | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi virus corona memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pergerakan harga komoditas energi. Para analis menilai melemahnya harga komoditas energi pada kuartal I-2020 tak luput dari efek negatif virus corona. 

Walaupun, beberapa komoditas energi sempat rebound setelah tren pemangkasan suku bunga dilakukan oleh berbagai bank sentral dunia sebagai upaya menstabilkan perekonomian, harga komoditas energi kembali terkikis akibat merebaknya pandemi virus corona dan faktor cuaca yang tidak seperti tahun-tahun sebelumnya.

Mengutip Bloomberg, sepanjang kuartal I-2020 harga gas alam kontrak pengiriman Mei 2020 turun 23,04%. Mengingat, pada 31 Maret lalu, harga gas alam berada di level US$ 1,640 per mmbtu, sedangkan di akhir 2019 lalu ada di US$ 2,188 per mmbtu. 

Analis Central Capital Futures Wahyu Laksono mengatakan, pergerakan harga gas alam yang cenderung melemah pada tiga bulan pertama 2020 disebabkan oleh musim dingin yang ternyata lebih hangat dari perkiraan. Hal ini membuat pasokan gas alam melimpah.

Baca Juga: Jaringan pipa ada yang meledakkan, ekspor gas Iran ke Turki terhenti

The Enviromental Investigation Agency (EIA) pada Oktober 2019 lalu melihat bahwa musim dingin yang datang tidak akan sedingin tahun sebelumnya. EIA juga menurunkan prospek harga untuk gas alam pada 2020 dikarenakan meningkatnya jumlah produksi. Pada 2020, EIA memperkirakan produksi gas alam rata-rata sebesar 95,3 juta kubik per hari, naik 3% dibandingkan tahun sebelumnya.

Ditambah lagi, adanya virus corona sehingga menekan komoditas secara umum, termasuk gas alam. Sejumlah negara pun telah memberlakukan lockdown alias isolasi wilayah sebagai upaya mencegah penyebaran virus korona.

Dengan begitu, dampaknya terhadap sektor pariwisata dan transportasi khususnya industri penerbangan relatif signifikan. Sehingga, menekan harga komoditas seperti gas alam dan minyak.

“Kelebihan produksi dan penurunan permintaan menjadi sentimen yang membuat harga gas alam melemah pada kuartal I,” kata Wahyu.

Berkaca dari kondisi itu, Wahyu melihat kondisi gas alam akan kembali seimbang pada pertengahan 2021. Wahyu menghitung harga gas alam di semester I akan bergerak di rentang US$ 1,50 – US$ 2,30 per mmbtu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×