kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Analis: Harga minyak esok hari bisa terkatrol optimisme perundingan dagang


Minggu, 17 Februari 2019 / 16:00 WIB
Analis: Harga minyak esok hari bisa terkatrol optimisme perundingan dagang


Reporter: Amalia Fitri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pekan lalu, kenaikan harga minyak mentah dunia mencapai titik tertingginya di tahun 2019. Kenaikan ini, diprediksi terus akan berlanjut pada perdagangan besok Senin (18/2) karena optimisme perundingan dagang.

Mengutip Bloomberg, Sabtu (17/2) pukul 13:00 WIB, harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Maret 2019 di bursa New York Mercantile, berada di level US$ 55,59 per barel. Angka ini naik sebesar 2,17% dari perdagangan sebelumnya di level US$ 54,41 per barel.

Sementara minyak jenis Brent untuk kontrak pengiriman April 2019 di bursa ICE Futures Europe yang bermarkas di London, menempatkan posisi tertingginya di tahun ini di level US$ 66,25 per barel. Angka ini naik sebesar 2,6% atau sekitar US 1,68 per barel dari posisi sebelumnya di level US$ 64,57 per barel.

Analis Asia Tradepoint Futures, Deddy Yusuf Siregar, menjelaskan jika sentimen positif mengenai perundingan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China yang sempat memanas, mulai mereda. Hal ini mengembalikan optimisme pelaku pasar, yang berimbas pada kenaikan harga minyak dunia.

“Optimisme ini bahkan tak menutup kemungkinan bisa membawa harga minyak wti menyentuh harga US$ 60,00 per barel,” ujarnya pada Kontan.co.id, Jumat (15/2).

Di sisi lain, AS saat ini juga tengah gencar memproduksi minyak di tengah menurunnya produksi global. Menurut data dari Badan Energi Internasional (IEA), pasokan global turun sebesar 1,4 juta barel per hari,menjadi 99,7 juta barel per hari.

“Ini pula yang mengerek kembali harga minyak,” tambahnya.

Dirinya menambahkan, gangguan ekspor yang dialami Venezuela karena pertikaian dengan AS juga menjadi penyeba harga minyak terkerek. Hal ini menjadi kesempatan bagi AS untuk mengimpor jumlah pasokan minyak mentah terendah Venezuela.

Secara teknikal, Deddy memprediksi harga minyak masih akan kembali menanjak pada perdagangan Senin (18/2) mendatang.

Moving Average (MA) masih berada di atas 50, di bawah 100 dan 200. Ada ruang menguat dalam jangka pendek. RSI berada di angka 57, MACD positif.

Dengan demikian, Deddy memprediksi harga minyak akan bergerak di kisaran US$ 53,50 per barel – US$ 55,70 per barel pada perdagangan besok.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×