kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Window dressing, cermati laju saham berikut


Minggu, 10 Desember 2017 / 19:10 WIB
Window dressing, cermati laju saham berikut


Reporter: Nisa Dwiresya Putri | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jelang akhir tahun, biasanya manajer investasi maupun perusahaan mengatur strategi untuk mempercantik portofolio dan laporan keuangan atau yang biasa disebut window dressing. Salah satu indikasi terjadinya window dressing terlihat pada kenaikan harga saham tertentu.

Kepala Riset OSO Sekuritas menjelaskan, indikasi window dressing dapat dilihat pada beberapa saham penggerak indeks dan saham-saham berkapitalisasi besar. Selain perbankan, saham tersebut ada di sektor consumer goods dan aneka industri. “Kalau untuk berbenah lebih ke saham agresif dan memiliki bobot besar terhadap indeks,” tutur Riska.

Adapun saham yang mulai ada kenaikan di pekan pertama Desember dan diprediksi akan melanjutkan kenaikan hingga akhir tahun adalah PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Astra International Tbk (ASII), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT H M Sampoerna Tbk (HMSP), dan PT Kalbe Farma Tbk (KLBF).

Analis Semesta Indovest Sekuritas Aditya Perdana Putra juga melihat, di awal Desember ini, mulai terlihat kenaikan harga beberapa saham, yang menurutnya dapat disebut sebagai indikasi terjadinya window dressing. Hanya saja, ada beberapa saham dalam catatan Aditya yang ada di luar daftar saham langganan window dressing.

“Biasanya ada dua sektor yang kuat sekali korelasi dengan penguatan di akhir tahun, yakni perbankan dan consumer goods. Dua sektor secara probabilitas mengalami kenaikan hampir 90% di bulan Desember selama 10 tahun terakhir,” jelas Aditya.

Di luar dua sektor tersebut, Aditya melihat penguatan harga mulai terjadi pada saham PT Surya Citra Media Tbk (SCMA), PT Pakuwon Jati Tbk (PWON), PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN), dan PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA).

Untuk saham SMCA misalnya, Aditya mencatat kenaikannya di atas 90% pada bulan Desember selama 10 tahun terakhir. Adapun sepekan terakhir tercatat penguatan sebesar 11,36% pada saham SCMA.

Lainnya, MNCN mencatat 80% kenaikan di Desember dengan data 10 tahun terakhir. Di satu minggu terakhir, saham MNCN sudah mencatat penguatan 3,08%. “Lima tahun terakhir selalu menguat, sisa dua setengah minggu lagi di Desember sepertinya performanya bisa terjaga hingga akhir tahun," lanjut Aditya.

Sedangkan, Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee menyebut, potensi penguatan bisa terjadi pada saham konstruksi. “Kita lihat defisit pemerintah 2,2% an penerimaan pajak sudah 80%. Kekhawatiran pemotongan anggaran jadi mengecil. Harusnya konstruksi masih bagus, jadi mungkin ada window dressing di saham konstruksi,” tutur Hans.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×