kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45921,71   -13,81   -1.48%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wijaya Karya menargetkan laba bersih 2018 naik 30%


Rabu, 31 Januari 2018 / 08:54 WIB
Wijaya Karya menargetkan laba bersih 2018 naik 30%


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - LONDON. PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) membidik pertumbuhan pendapatan hingga 30% dibandingkan tahun lalu. Sementara itu, laba bersih ditargetkan bisa tumbuh 20%-23% year on year (yoy).

Direktur Utama WIKA Bintang Perbowo mengatakan, ada sejumlah strategi yang disiapkan WIKA tahun ini.  "Kami akan melakukan inovasi dari produk-produk kerja, sehingga bisa lebih hemat dari sisi material," papar dia kepada Kontan.co.id, usai pencatatan Komodo Bond WIKA di Bursa Efek London, Senin (29/1).

Namun, Bintang masih enggan menyebutkan realisasi pendapatan dan laba bersih WIKA tahun lalu. Sebagai informasi, perusahaan pelat merah ini menargetkan pendapatan 2017 mencapai Rp 25,75 triliun. Sementara target laba bersih Rp 1,22 triliun. Jika target kinerja 2017 tercapai, WIKA berharap bisa mengantongi pendapatan Rp 33,48 triliun dan laba bersih Rp 1,58 triliun pada tahun ini. 

Untuk membiayai pembangunan proyeknya, WIKA telah mendapat pendanaan dari penerbitan obligasi global berdenominasi rupiah alias Komodo Bond senilai Rp 5,4 triliun. "Kami juga cari pendanaan yang lebih murah dengan jangka waktu tiga tahun," ujar Bintang.

Surat utang yang mengalami kelebihan permintaan atawa oversubscribed hingga hampir 2,5 kali ini, memiliki kupon 7,7%. WIKA akan menggunakan dana hasil penerbitan Komodo Bond tersebut untuk berbagai investasi jangka panjang

Misalnya, membiayai proyek air bersih, jalan tol, pembangkit listrik, serta proyek yang berkaitan dengan sektor minyak dan gas. "Juga untuk proyek real estat di sekitar jalan tol yang selama ini terlupakan," imbuh dia.

WIKA juga membidik sumber pendanaan lain, misalnya melalui penawaran saham perdana alias initial public offering (IPO) anak usahanya, PT Wika Realty. Rencananya, IPO Wika Realty akan digelar pada April atau Mei mendatang, dengan target Rp 1,5 triliun-Rp 2 triliun. 

Seluruh dana IPO tersebut akan dialokasikan sepenuhnya untuk Wika Realty. Dengan begitu, "Mereka bisa lebih mudah lagi untuk mencari pendanaan di luar," imbuh Bintang. WIKA juga akan melepas obligasi di dalam negeri sebagai sumber pembiayaan lain.

Selain itu, tahun ini WIKA bakal mengebut proyek kereta cepat Jakarta-Bandung yang tertunda. Sebab, pinjaman dari bank China sudah tidak ada masalah. "Dana pasti cair," tegas dia.

Tahun ini, WIKA memang lebih ekspansif. Hal itu tercermin dari besaran belanja modal atau capital expenditure (capex) 2018 yang naik hampir 200% menjadi Rp 36 triliun. 

Dari catatan Kontan.co.id, capex WIKA pada 2016 hanya sebesar Rp 1,4 triliun. Lalu pada 2017, capex WIKA kembali menggeliat menjadi sebesar Rp 12,02 triliun.

Selain mengerjakan proyek-proyek nasional, WIKA juga mencari kontrak baru dari proyek luar negeri. WIKA telah lolos tender proyek pembangunan jalur kereta api di Myanmar. Nilai proyek tersebut setara dengan Rp 250 miliar. WIKA juga mengikuti tender proyek residensial di Dubai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×