kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Volume naik, nilai transaksi bursa justru turun


Minggu, 19 November 2017 / 21:10 WIB
Volume naik, nilai transaksi bursa justru turun


Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Volume Transaksi rata-rata harian di Bursa Efek Indonesia (BEI) secara volume naik drastis secara year to date (ytd). Dalam data yang diperoleh KONTAN dari BEI dinyatakan bahwa rata-rata volume harian perdagangan saham di BEI mencapai 11,52 miliar saham hingga Jumat (17/11) yang lalu. Jumlah ini meningkat signifikan dibandingkan dengan jumlah volume rata-rata transaksi harian di bursa sebesar 7,82 miliar saham atau mencatatkan kenaikan 47,24%.

Hal ini kemudian diiringi pula dengan naiknya frekuensi transaksi rata-rata harian di bursa. Tercatat bahwa secara ytd 2017 ini jumlah transaksi rata-rata harian di bursa adalah sebesar 312.454 transaksi. Jumlah ini meningkat sebesar 18,29% dibandingkan dengan jumlah transaksi rata-rata harian di bursa di tahun 2016 yang lalu yaknis sebesar 264.127 transaksi.

Meski begitu, volume transaksi dan jumlah transaksi ini tidak diiringi oleh nilai transaksi rata-rata harian di bursa. Nilai transaksi rata-rata bursa di tahun 2017 ini justru mencatatkan penurunan sebesar 1,73% ke angka Rp 7,36 triliun atau mencatatkan penurunan dibandingkan dengan nilai transaksi di tahun 2016 yang lalu sebesar Rp 7,49 triliun.

Hans Kwee Direktur Investa Saran Mandiri menilai bahwa kenaikan volume transaksi harian serta kenaikan transaksi harian di BEI ini terjadi lantaran pasar sedang dalam keadaan bullish sehingga transaksi dan volume bisa menanjak. Kedua, setelah adanya amnesti pajak, dominasi lokal atas bursa menjadi lebih besar apalagi setelah aturan T+ yang dihapuskan sehingga transaksi menjadi lebih rapi.

Ia juga mengatakan bahwa saat ini jumlah investor baru di bursa juga mencatatkan kenaikan yang besar. Dengan indikasi daya beli yang turun dan masyarakat cenderung lebih memilih melakukan investasi menjadi salah satu pendorong bagi bursa.

Hal ini menurut Hans cukup baik bagi negara berkembang seperti Indonesia. "Tren ke depan karena market masih cukup bullish saya kira masih ada peluang untuk ada potensi pertambahan," kata Hans kepada Kontan.co.id, Minggu (19/11).

Selain itu, Hans juga mengapresiasi upaya BEI terkait dengan kampanye Yuk Nabung Saham yang menurutnya cukup berhasil dalam menambah jumlah investor ritel yang ada di Indonesia.

Terkait dengan turunnya jumlah nilai transaksi Hans menduga karena walau investor ritel mencatatkan kenaikan yang signifikan namun saat ini investor institusi masih tidak terlalu banyak mengubah posisinya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×