kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Utang baru justru bikin kinerja kian cemerlang


Selasa, 23 September 2014 / 19:01 WIB
Utang baru justru bikin kinerja kian cemerlang
ILUSTRASI. Aruna mengekspor 15 ton daging kepiting rajungan ke mainland China.


Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Avanty Nurdiana

JAKARTA. Emiten pengembang lahan industri, PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) menerbitkan obligasi US$ 190 juta setara Rp 2,26 triliun. Salah satu tujuan penerbitan obligasi untuk refinancing atau pembiayaan kembali obligasi dollar US$ 133,72 juta.

Nantinya, obligasi yang diterbitkan melalui anak usaha KIJA, Jababeka International B.V (JIBV) juga akan digunakan untuk membayar pinjaman kepada Standard Chartered US$ 32,68 juta. Dan sisanya akan digunakan untuk pengembangan lahan.

Menurut Melvina Wildasari, Analis Trimegah Securities, obligasi baru KIJA ini bisa membuat laba naik pesat. Pasalnya, kupon dari obligasi itu lebih kecil ketimbang kupon obligasi terdahulu. Pada obligasi sebelumnya KIJA memberi kupon 11,75% sedangkan obligasi yang baru ini hanya 7,5%. "Karena ini obligasi ini akan dirilis pada kuartal III-2014, maka kami memperkirakan tahun depan net profit KIJA akan melampaui estimasi," jelas dia. Ini karena beban keuangan KIJA berkurang.

Michele Gabriela, Analis Sucorinvest Central Gani mengatakan, karena ini obligasi ini untuk membayar utang lama maka rasio utang terhadap ekuitas alias debt to equity ratio (DER) KIJA tak akan berubah. Saat ini, DER KIJA mencapai 0,6 kali.

Melvina menambahkan, sebagian dana obligasi itu akan dimanfaatkan KIJA untuk membuat pembangkit listrik (power plant) baru di Cikarang. "Kalau ini terealisasi maka KIJA akan mempunyai dua power plant, satunya sudah beroperasi dari 2013," kata dia. KIJA membutuhkan dana US$ 120 juta membangun power plant baru berkapasitas 130 mega watt (MW).  

Kalau menurut Michele, margin dari bisnis power plant sangat tipis, sedangkan untuk nilai investasi besar. "Apalagi saat ini rupiah sedang melemah, itu bisa membuat biaya semakin membengkak," terang dia.

Sebelumnya, KIJA memang akan memperbesar bisnis pembangkit listrik karena bisa menyiasati fluktuasi nilai tukar. Maklum, pendapatan dari power plant dalam bentuk dollar AS. Sehingga hasil dari power plant bisa untuk natural hedging.

Hingga semester I-2014, pendapatan dari bisnis pembangkit listrik yang digarap PT Bekasi Power, usaha KIJA  menghasilkan Rp 601,06 miliar naik 18,84% secara year-on-year (yoy). Ini artinya kontribusi bisnis pembangkit listrik mencapai 41,66% dari total pendapatan. Nah tahun ini, KIJA berharap meraih pendapatan US$ 100 juta.

Melvina bilang, saat ini marketing sales KIJA malah turun. Hingga paruh pertama tahun ini, KIJA baru bisa mencatatkan marketing sales Rp 450 miliar setara 37,5% dari total target Rp 1,2 triliun.

Hingga akhir tahun ini Michele yakin, pendapatan KIJA  bisa meningkat menjadi Rp 2,93 triliun dari Rp 2,74 triliun di 2013. Sedangkan laba bersih bisa naik menjadi Rp 725 miliar dari Rp 101 miliar.

Melviana memproyeksikan, laba bersih KIJA bisa mencapai Rp 500 miliar. Sedangkan pendapatan KIJA bisa tumbuh 10% menjadi Rp 2,8 triliun.

Melvina dan Michele merekomendasikan, hold dengan target masing-masing di Rp 250 dan Rp 300.

Analis Bahana Securities, Salman Fajri Alamsyah juga merekomendasikan hold di Rp 280. Selasa (23/9), harga saham KIJA turun 0,38% ke Rp 261 per saham.         

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×