kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tren bullish, CPO tetap dibayangi sentimen negatif


Kamis, 11 Januari 2018 / 21:58 WIB
Tren bullish, CPO tetap dibayangi sentimen negatif
ILUSTRASI. Minyak sawit mentah (CPO)


Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski diperkirakan berada dalam tren bullish hingga akhir kuartal I 2018, namun masih ada sentimen negatif yang bisa menghadang pergerakan harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO). Kenaikan ringgit Malaysia dan larangan penggunaan CPO di Uni Eropa bisa saja menjegal laju harga CPO.

Mengutip Bloomberg, Kamis (11/1) pukul 19.00 WIB, pasangan USD/MYR berada pada posisi terendah sejak September 2016. Namun, sehari sebelumnya, ringgit telah menguat 0,43% terhadap dollar Amerika Serikat (AS) ke level 3,9875.

“Ringgit yang menguat menjadi ancaman harga CPO,” ujar Wahyu Tribowo Laksono, analis PT Central Capital Futures kepada Kontan.

Selain itu, menurutnya, produsen kelapa sawit tengah mendapat ancaman di Uni Eropa. Selama ini benua biru itu merupakan pasar besar untuk biofuel kelapa sawit Malaysia. Jika benar diterapkan larangan penggunaan CPO maka akan berdampak buruk pada komoditas utama Malaysia.

Meski demikian, analis Asia Tradepoint Futures, Deddy Yusuf Siregar menilai, Uni Eropa masih berpeluang menyelamatkan potensi kelebihan pasokan CPO di tahun ini. Walaupun rumor larangan masuk CPO yang tidak ramah lingkungan terus merebak, tetapi kalau Eropa akhirnya juga menerapkan bahan bakar energi terbarukan, permintaan CPO akan tetap tinggi.

“Ada kemungkinan zona Eropa akan menyerap CPO juga,” imbuhnya.

Secara teknikal, harga CPO telah menunjukkan potensi koreksi. Sekarang harganya berada di atas garis moving average (MA) 50, tetapi sudah berada di bawah garis MA 100 dan MA 200. Indikator moving average convergence divergence (MACD) bergulir di area positif. Kemudian indikator stochastic di level 85 dan indikator relative strength index (RSI) di level 74 menunjukkan kondisi overbought.

Deddy menebak, Jumat (12/1), CPO bisa bergerak pada kisaran RM 2.585-RM 2.620 per metrik ton, dan sepekan berikutnya berada di rentang RM 2.570-RM 2.622 per metrik ton.

Sedangkan Wahyu menebak, besok, harga akan bergulir antara RM 2.600-RM 2.640 per metrik ton. Sepekan berikutnya pada rentang RM 2.550-RM 2.700 per metrik ton.

Mengutip Bloomberg, Kamis (11/1), harga CPO kontrak pengiriman Maret 2017 di Malaysia Derivative Exchange turun 2,1% ke level RM 2.567 per metrik ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×