kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Transformasi bisnis menekan margin Telkom


Selasa, 03 April 2018 / 18:59 WIB
Transformasi bisnis menekan margin Telkom
ILUSTRASI. Logo PT Telekomunikasi Indonesia


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Manuver PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) untuk memperkuat segmen bisnis data memberikan konsekuensi. Kenaikan biaya operation & maintanance (O&M) serta biaya marketing memberikan tekanan bagi kinerja keuangan perusahaan.

Sepanjang 2017, beban O&M tercatat Rp 36,6 triliun, naik 17% dari sebelumnya Rp 31,26 triliun. Sedangkan, biaya marketing meningkat 14% menjadi Rp 5,27 triliun.

Analis NH Korindo Sekuritas Arnold Sampeliling mengatakan, kedua beban itu meningkat cukup signifikan pada kuartal IV 2017. Pada periode tersebut, beban O&M dan beban marketing masing-masing naik 24% dan 23% secara tahunan.

Akibatnya, EBITDA margin Telkom tertekan. Pada kuartal IV 2017, EBITDA margin tercatat 47,5%, turun dari sebelumnya 50,2% pada kuartal III 2017. Sementara, pertumbuhan EBITDA di dua periode itu hanya 2% menjadi Rp 14,4 triliun.

"Seiring dengan pergeseran TLKM menjadi perusahaan digital dan ketatnya kompetisi, ke depan EBITDA margin diperkirakan masih akan tertekan sebagai akibat kenaikan biaya O&M dan biaya marketing," jelas Arnold dalam riset, Selasa (3/4).

Selain itu, Arnlod memproyeksikan akan terjadi perlambatan tingkat pertumbuhan pendapatan dan EBITDA pada 2018 akibat perang harga. Selain itu, ia memproyeksikan akan terjadi perlambatan tingkat pertumbuhan pendapatan dan EBITDA pada tahun ini akibat perang harga. Dia memprediksi, EBITDA margin tahun ini turun menjadi 49% dari sebelumnya 50% pada tahun lalu.

Meski demikian, TLKM yang didukung iklim persaingan yang lebih sehat pada semester II 2018, karena efek registrasi sim card justru akan memberikan peluang investasi yang menarik.

Hal itu akan berdampak pada perbaikan margin pada 2019. "Penurunan harga saham pada kuartal I tahun ini telah membuat valuasi saham TLKM menjadi menarik," imbuh Arnold.

Dia masih mrekomendasikan buy saham TLKM dengan target harga Rp 4.600 per saham. Target harga itu mencerminkan price earning ratio (PER) 19,8 kali.

Saat ini, saham TLKM diperdagangkan pada PER 15,3 kali. Selasa (3/4), saham TLKM ditutup turun 40 poin ke level Rp 3.630 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×