kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

TPIA mematangkan opsi divestasi saham


Jumat, 10 Februari 2017 / 07:23 WIB
TPIA mematangkan opsi divestasi saham


Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

BEKASI. PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) menuntaskan rencana divestasi sebagian kecil sahamnya. Langkah ini untuk memenuhi ketentuan tentang kepemilikan saham beredar di publik atau free float sebesar 7,5%.

Manajemen TPIA menyatakan, saat ini kepemilikan saham publik di perusahaan tersebut sebesar 5,5%. "Sekitar 2% saham akan dilepas ke publik. Menurut saya, apabila jumlahnya kecil seperti itu bisa lewat pasar modal," ungkap Suhat Miyarso, Executive Vice President TPIA, Kamis (9/2).

Porsi 2% itu setara dengan 65,74 juta unit saham. Mengacu harga penutupan TPIA kemarin di Rp 23.100 per saham, nilai 2% saham itu mencapai Rp 1,52 triliun.

Mengenai skema apa yang akan ditempuh, saat ini TPIA masih mendalaminya. Satu hal yang pasti, menurut Suhat, TPIA tidak akan melepas saham dengan melaksanakan rights issue.

Manajemen TPIA menegaskan, rencana pelepasan sebagian kecil saham ke publik akan dilakukan pada Juni 2017. Hal ini sesuai dengan janji TPIA kepada otoritas Bursa Efek Indonesia (BEI).

Berdasarkan data RTI, per 31 Januari 2016, komposisi kepemilikan saham TPIA adalah PT Barito Pacific Tbk yang memiliki 45,04% saham, SCG Chemical Company Ltd sebesar 30,57%, Marigold Resources Pte Ltd sebesar 5,15%, Magna Resources Corporation Pte Ltd 15,02% dan investor publik sebesar 4,22%.

Strategi TPIA

Selain memproses divestasi saham ke publik, TPIA tengah menyiapkan strategi pada tahun ini seiring meningkatnya harga minyak mentah. Dengan kenaikan harga minyak, otomatis harga bahan baku produksi TPIA, yakni nafta, bakal meningkat. Hal tersebut bisa menekan kinerja TPIA. "Dengan asumsi harga minyak terus naik, mungkin net margin kami bisa turun 3%-5%," kata Suhat.

Net margin bisa turun besar lantaran bahan baku nafta punya porsi terbesar dalam produksi TPIA. Porsi nafta dalam produksi menyentuh angka 70%, sehingga kenaikan dan penurunan harga minyak mentah sangat mempengaruhi kinerja TPIA.

Oleh karena itu, TPIA tengah mencari strategi demi menggenjot produksi pada tahun mendatang, dengan meningkatkan kapasitas produksi. Emiten ini sudah memulai dengan agenda penambahan kapasitas produksi, antara lain mengerek kapasitas produksi butadiena dari sebesar 100.000 ton per tahun menjadi 150.000 per tahun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×