kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.420.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.495
  • IDX 7.544   55,62   0,74%
  • KOMPAS100 1.163   9,60   0,83%
  • LQ45 943   8,85   0,95%
  • ISSI 222   1,56   0,71%
  • IDX30 478   4,83   1,02%
  • IDXHIDIV20 577   6,26   1,10%
  • IDX80 132   1,33   1,02%
  • IDXV30 139   2,63   1,93%
  • IDXQ30 160   1,46   0,92%

Tertekan, saham BKSL terendah dalam 4 tahun


Selasa, 24 Juni 2014 / 15:15 WIB
Tertekan, saham BKSL terendah dalam 4 tahun
ILUSTRASI. Manfaat kembang kol untuk kesehatan.


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Saham PT Bukit Sentul Tbk (BKSL) saat ini berada di level Rp 90 per saham. Ini merupakan harga terendah dalam empat tahun terakhir.

William Surya Wijaya, analis Asjaya Indosurya Securities bilang, tekanan ini terkait soal kasus suap rekomendasi izin alih fungsi lahan hutan di kawasan Bojong-Puncak-Cianjur seluas 2.754 hektare.

"Sentimen ini turut memberikan sentimen negatif bagi pergerakan saham BKSL," ujar William, (24/6).

Mengingatkan saja, sebelumnya dikabarkan bahwa salah satu manajemen BKSL terlibat dalam kasus suap tersebut. Nama Francis Caverius Yohan Yhap disebut-sebut merupakan orang dalam BKSL yang menyuap Bupati Bogor Rachmat Yasin.

Namun, belakangan kabar tersebut disanggah perusahaan. Manajemen bilang, Francis bukan merupakan karyawan atau pegawai Bukit Jonggol Asri Maupun BKSL.

Kebetulan, kondisi makro pasar properti tahun ini memang tengah melorot. Ketika pemain properti sedang gencar mengejar proyek-proyek yang mampu memberikan pendapatan berulang atau recurring income, posisi recurring income BKSL juga tidak terlalu banyak.

Informasi saja, tahun lalu BKSL membukukan laba bersih Rp 961,99 miliar. Dari jumlah tersebut, recurring income-nya sebesar Rp 137,44 miliar atau berkontribusi sebesar 14% terhadap pendapatan konsolidasi tersebut.

"Jadi, saham BKSL terhimpit dua sisi, oleh sentimen soal suap dan fundamentalnya itu sendiri," pungkas William.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×