Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Rizki Caturini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kabar masuknya PT Astra International Tbk (ASII) sebagai investor startup lokal Go-Jek akhirnya terjawab sudah. Pada Senin (12/2), ASII akhirnya mengumumkan secara resmi kerja sama strategis dengan perusahaan besutan Nadiem Makarim itu. Dalam kerja sama ini, ASII menyuntik dana sebesar US$150 juta.
CEO dan Founder Go-Jek Nadiem Makarim akhirnya mengakui telah menerima investasi dari PT Astra International Tbk sebesar US $ 150 juta atau senilai Rp 2 triliun. “Pendanaan ini merupakan ronde yang sama dengan Temasek dan Google. Astra adalah yang terbesar,” ungkap Nadiem dalam konferensi pers pada Senin (12/2).
Melalui pendanaan ini President dan Co-Founder Go-Jek Andre Soelistyo menjelaskan, Go-Jek akan mengembangkan inovasi konsumen, driver dan mitra Go-Food. Dengan masuknya Astra, Andre menyatakan Go-Jek akan meningkatkan bisnis online to offline (O2O).
“Pendanaan ini akan digunakan untuk inovasi bagi wong cilik, UKM, driver yang susah mencari pendapatan. Go-Jek akan bentuk platform bagi mereka agar dapat memberi pelayanan bagi kalangan menengah ke atas. Jadi kita pertemukan,” ujar Nadiem.
Dengan pendanaan baru ini, Nadiem juga memiliki rencana untuk mengembangkan layanan Go-Jek hingga ke Papua dalam kurung waktu 6-12 bulan ke depan.
Sejatinya pekan lalu (6/2), Kontan.co.id sudah sempat memberitakan bahwa ASII menjadi bagian dari anggota konsorsium yang mendanai Go-Jek dengan total suntikan dana sebesar US$ 1,2 miliar atau sekitar Rp 16,32 triliun (kurs Rp 13.600 per dollar AS). Dari jumlah itu, Rp 1,5 triliun hingga Rp 2 triliun disebut merupakan porsi ASII. Sisanya merupakan suntikan dana dari induk Google, Alphabet, Kohlberg Kravis Roberts (KKR), dan sejumlah investor asing lainnya.
Lewat kerja sama ini, ASII akan mendapat pemasukan baru dengan lebih mudah menjual komponen otomotif yang digunakan oleh para pengemudi Go-Jek.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News