kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tembaga bisa tembus US$ 7.000 di akhir tahun


Senin, 11 September 2017 / 16:05 WIB
Tembaga bisa tembus US$ 7.000 di akhir tahun


Reporter: Nathania Pessak | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - Harga komoditas tembaga turun signifikan pada akhir pekan lalu. Namun, koreksi harga diperkirakan hanya bersifat sementara. 

Mengutip Bloomberg, Jumat (8/9), tembaga kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange (LME) merosot 2,98% ke level US$ 6.693 per metrik ton dibanding hari sebelumnya. Sepekan terakhir, harga logam industri ini juga sudah tergerus 2,07%.

Penurunan harga tembaga disinyalir akibat aksi spekulan yang kecewa dan mengambil keuntungan.

"Spekulan berspekulasi Korea Utara akan melakukan uji coba nuklir, tetapi ternyata tidak jadi. Sehingga spekulan kecewa dan melakukan aksi profit taking," kata Direktur Garuda Berjangka Ibrahim, Senin (11/9).

Kendati demikian, Ibrahim melihat, sejatinya penurunan harga tembaga ini tidak akan berlangsung lama. Sebab, fundamental tembaga hingga akhir tahun masih bullish. "Pasar China positif karena data-data seperti manufaktur, penjualan properti, dan produk semua bagus," paparnya.

Lanjut Ibrahim, setelah Freeport Indonesia menyetujui 51% divestasi saham dikuasai pemerintah Indonesia, kekhawatiran pasokan mereda. Pasalnya, meski produksi terus berjalan, akan tetapi belum bisa memenuhi tingginya tingkat permintaan.

Seperti dikutip dari investing.com, permintaan tembaga dari China naik 11% bulan Agustus pasca-banjir dan gempa bumi yang menyebabkan kebutuhan tembaga meningkat drastis.

Begitu juga dengan AS saat ini membutuhkan banyak pasokan tembaga guna memperbaiki kerusakan bangunan pasca diterjang Badai Harvey dan Baday Irma yang meluluhlantakkan beberapa negara bagian AS.

Ibrahim meramalkan, dengan adanya katalis-katalis positif tersebut harga tembaga di akhir tahun dapat menyentuh angka US$ 7.000 per metrik ton. "Kira-kira bulan November sudah dapat mencapai angka itu," prediksinya.

Namun, jangka pendek, Ibrahim memprediksi harga masih bisa melemah tipis di level US$ 6.600-US$ 6.720 per metrik ton. Namun, sepekan mendatang, harganya akan berada di kisaran US$ 6.520-US$ 6. 800 per metrik ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×