kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Simak rekomendasi para analis untuk saham Astra Agro (AALI)


Selasa, 04 Desember 2018 / 23:15 WIB
Simak rekomendasi para analis untuk saham Astra Agro (AALI)


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja keuangan PT Astra Agro Lestari (AALI) tergerus penurunan harga minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO).

Berdasarkan laporan keuangan hingga kuartal III 2018, pendapatan AALI tumbuh 10,15% secara tahunan menjadi Rp 13,76 triliun dari perolehan tahun lalu di Rp 12,49 triliun.

Namun, perolehan laba bersih AALI terkikis 18,22% secara tahunan menjadi Rp 1,12 triliun dari perolehan tahun sebelumnya di Rp 1,37 triliun.

Penurunan laba bersih AALI diikuti dengan kenaikan beban pokok pendapatan perusahaan yang mencapai Rp 11,11 triliun atau naik 15,95% dari tahun lalu.

Kepala Riset PT Narada Asset Management Kiswoyo Adi Joe mengatakan penyebab laba bersih AALI turun adalah harga CPO yang juga menurun.

"Sampai harga CPO kembali naik, baru net profit AALI bisa naik tinggi," kata Kiswoyo, Selasa (4/11).

Hingga akhir tahun, Kiswoyo memproyeksikan kinerja AALI masih akan stagnan. Penyebabnya, AALI kini terkendala dalam meningkatkan produksi sawitnya karena usia pohon yang mayoritas dalam usia tua sekitar 15 tahun.

Dengan begitu, AALI pun sulit untuk menggenjot penjualan. "Perlu waktu untuk replanting baru bisa menghasilkan setelah tujuh tahun kemudian," kata Kiswoyo.

Andy Wibowo Gunawan, analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia mencatat rata-rata usia pohon sawit AALI berumur 15,2 tahun di semester I 2018. Umur pohon ini lebih tua dari periode di tahun lalu yang rata-rata usianya 14 tahun. Hal ini membuat AALI masuk dalam fase penurunan hasil tandan buah segar.

"Kami mencatat hasil TBS untuk 15,2 tahun pohon kelapa sawit adalah 20 ton per hektare, sedangkan untuk pohon usia 14 tahun angkanya lebih tinggi, yaitu 21 ton per hektare," kata Andy, dalam risetnya, 16 Oktober 2018.

Di tengah harga CPO yang masih dalam tren penurunan, Kiswoyo mengatakan laba bersih bisa tertolong dengan melakukan efisiensi.

Di tahun depan, Kiswoyo memproyeksikan penurunan harga CPO sudah terbatas dan berpotensi naik dengan begitu kinerja AALI bisa membaik.

Kiswoyo memproyeksikan laba bersih AALI di tahun depan bisa tumbuh 10%. Kiswoyo merekomendasikan buy untuk AALI di target harga 13.500 per saham.

Tak selamanya harga CPO jatuh, Simone Yeoh Analis J.P. Morgan Securities mengatakan prospek positif AALI di tahun depan bisa datang dari kenaikan harga minyak sawit di tahun depan.

ASEAN Plantations memproyeksikan ada titik terang bagi harga minyak sawit di tengah ketegangan perang dagang AS dan China yang berdampak negatif pada komoditas saingan CPO, yaitu minyak kedelai.

"Harga CPO telah capai titik terendah ada ekspektasi pemulihan moderat dengan naik 12% untuk harga CPO di tahun depan," kata Simone dalam risetnya 26 Oktober 2018.

Kenaikan harga CPO membuat kinerja AALI bisa bangkit dan dengan valuasi AALI saat ini yang masih terdiskon, saham AALI jadi menarik.

Simone rekomendasikan overweight saham AALI dengan target harga Rp 15.500 per saham. Sementara Andy merekomendasikan hold untuk AALI di target harga Rp 12.500 per saham.

Andy memproyeksikan pendapatan AALI di akhir tahun ini masih akan menurun menjadi Rp 14,69 triliun dari perolehan tahun lalu di Rp 17,3 triliun. Sementara untuk laba bersih Andy proyeksikan juga menurun di Rp 1,2 triliun dari tahun lalu di Rp 2,1 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×