Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Berlimpahnya pasokan minyak sawit mentah alias crude palm oil (CPO), justru menyeret harga jual CPO ke level terendah sejak 2015.
Namun, Analis Binaartha Parama Sekuritas, Muhammad Nafan Aji masih optimistis dalam jangka panjang, prospek saham emiten CPO bisa bergerak positif.
"Kalau kita lihat tren harga CPO sejak 2015 hingga saat ini, masih cenderung dalam tren bearish. Namun, secara rata-rata, itu masih belum berpengaruh signifikan pada kinerja emiten CPO Indonesia," kata Nafan kepada Kontan, Jumat (16/11).
Menurutnya, kinerja emiten CPO tidak hanya dipengaruhi oleh sentimen global, tapi juga lokal. Sehingga, meskipun harga CPO global turun, permintaan dari domestik masih kondusif. Ditambah lagi, Nafan menilai harga saat ini masih bersahabat sehingga diyakini tidak akan mengganggu penjualan produk produk CPO dan turunannya.
"Kalau dilihat dari lokal demand, memang tren konsumsi CPO masih cenderung stabil, ditambah lagi dengan kebijakan B20 dari pemerintah," jelasnya.
Selain itu, tren harga CPO sangat dipengaruhi oleh pergerakan atau permintaan minyak global. Sehingga, saat harga minya kembali naik itu bisa menjadi momentum bagi harga CPO untuk ikut tumbuh. Permintaan CPO dari eksternal juga diyakini bakal meningkat seperti dari Bangladesh, Tiongkok dan India, seiring kenaikan harga minyak.
"Yang terpenting, selama Indonesia dan Malaysia mampu meningkatkan kapasitas produksi, emiten CPO masih memiliki prospek positif ke depan," ungkap Nafan.
Untuk jangka menengah atau tiga bulan ke depan, Nafan menargetkan harga CPO Malaysia akan kembali rebound ke harga RM 2.030. Angka tersebut naik dari estimasi awal yang hanya RM 2.150. Adapun saham yang menarik untuk dilirik untuk jangka panjang adalah PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) dan PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI).
"Kedua saham tersebut sudah bisa akumulasi beli dari sekarang, terutama untuk LSIP dengan prospek jangka panjang di target harga Rp 10.650," ujarnya.
Saham LSIP cenderung dianggap lebih menarik lantaran baik dari teknikal maupun fundamental saham emiten tersebut masih cukup positif. Terlebih, emiten sudah bisa memanfaatkan kenaikan kinerja penjualan dari kebijakan B20 dan terus memaksimalkan kinerja ekspornya.
Sedangkan untuk AALI, untuk jangka pendek target harga sahamnya bisa mencapai Rp 11.025, menyusul jangka menengah Rp 12.350 dan untuk jangka panjang sekaligus target paling optimistis yakni Rp 13.800.
"November ini, saham AALI sudah mengalami double bottom di Rp 10.100 dan Rp 10.200. Seharusnya, ini membuat harga AALI selanjutnya rebound untuk selanjutnya menguat, tercepat dalam jangka menengah atau tiga bulan," tegasnya.
Sedangkan untuk saham CPO lainnya seperti BWPT, GZCO, dan SGRO cenderung masih wait and see saat ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News