Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. PT Industri Jamu & Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) mulai mempersiapkan rencana bisnis tahun ini. Perusahaan ini menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sekitar Rp 200 miliar tahun ini untuk menunjang operasional bisnis.
"Sumber pendanaan berasal dari sisa dana hasil IPO," kata Venancia Sri Indrijati, Direktur Keuangan SIDO kepada KONTAN belum lama ini.
Catatan saja SIDO masih mengntongi sisa dana hasil initial public offering (IPO) sebesar Rp 167,97 miliar per 31 Desember 2016. Tahun ini, SIDO membidik pertumbuhan pendapatan tahun ini sekitar 15%. Sementara, laba bersihnya dijaga tetap optimal.
Analis Mandiri Sekuritas Lakhsmi Rowter dalam risetnya yang dirilis 12 Januari 2017 menyatakan, inisiatif untuk menyegarkan produk dormant merupakan titik balik bagi SIDO. Ia juga menilai positif upaya SIDO untuk mendirikan gerai Cafe Jamu. "Cafe tersebut bisa menjadi media iklan gratis untuk memajang semua produk SIDO," tulis Lakhsmi.
Selain itu, yang paling menarik dari SIDO adalah, valuasi sahamnya yang murah. "SIDO adalah saham konsumer dengan forward PE ratio historis yang rendah, pertumbuhan laba tertinggi, dan yield dividen tertinggi di antara pesaing," jelas Lakhsmi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
