kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sektor keuangan masih jawara di pasar saham


Jumat, 11 Agustus 2017 / 22:22 WIB
Sektor keuangan masih jawara di pasar saham


Reporter: Nisa Dwiresya Putri | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - Di tengah kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang cuma naik 8,86% sejak awal tahun alias year to date (ytd), indeks sektor keuangan tampak lebih mentereng. Indeks sektor finansial ini mencatat kenaikan 19,63% pada periode yang sama hingga Jumat (11/8).

Kenaikan indeks sektor finansial ini lebih tinggi ketimbang indeks sektor infrastruktur yang naik 15,80% dan sektor industri dasar dan kimia sebesar 13,01%. Analis melihat sektor keuangan masih akan di posisi atas.

Sedangkan tiga sektor masih mencatat penurunan, yakni indeks sektor perkebunan dengan penurunan 6,76%, sektor properti dan real estate yang turun 3,36% dan sektor aneka industri yang turun 2,98%. 

Analis Indosurya Mandiri Securities William Surya Wijaya melihat bahwa sektor keuangan adalah penggerak perekonomian. Sektor yang dihuni oleh emiten perbankan ini dianggap memiliki kapitalisasi yang besar. Karena itu, Wiliam memprediksikan di semester dua ini, sektor keuangan masih akan berada di posisi atas.

Tidak menutup kemungkinan adanya sektor lain yang turut menyusul keuangan. Infrastruktur contohnya. Beriringan dengan membaiknya sektor infrastruktur, menurut Wiliam sektor properti juga akan terkena imbasnya. "Salah satunya consumer good dan infrastruktur mungkin ya. Apalagi sekarang beberapa jalan tol, ruas non tol mulai banyak bertebaran dan terus pembangunan," ujar Wiliam.

Analis Investa Saran Mandiri Hans Kwee menilai, sektor keuangan masih akan berada di posisi atas karena ekonomi cenderung membaik. Ia pun menyebut, consumer goods atau sektor industri barang konsumsi yang turut akan membaik. Indeks sektor consumer goods baru naik 1,88% ytd.

Dua analis ini melihat, masih ada tantangan yang patut diwaspadai emiten. Kondisi politik global disoroti oleh Hans. "Kalau terjadi perang Korea Utara di semester dua ini, tentu untuk industri dalam negeri tidak bagus. Ada tekanan juga untuk nilai tukar rupiah," ujar Hans.

Sedangkan dari dalam negeri, William mengingatkan adanya angin pertarungan politik. "Perlu ingat bahwa tahun depan sudah mulai jadi ajang pertarungan politik. Positifnya masih memungkinkan akan muncul harapan baru dengan terpilih pemimpin yang baru," tutur Wiliam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×