kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sejak kuartal keempat, enam rating surat utang perusahaan ini turun


Selasa, 19 Januari 2021 / 18:40 WIB
Sejak kuartal keempat, enam rating surat utang perusahaan ini turun
ILUSTRASI. Ada enam perusahaan yang mengalami penurunan peringkat atas surat utangnya.


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) mencatat di sepanjang kuartal keempat 2020 hingga 15 Januari 2021 ada enam perusahaan yang mengalami penurunan peringkat atas surat utangnya. 

Enam perusahaan tersebut adalah

  1. PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) rating turun dari idA- menjadi idBBB
  2. PT Inka Multi Solusi rating turun dari idBBB menjadi idBBB-
  3. PT Semen Baturaja (Persero) Tbk (SMBR) rating turun dari idA ke idA-
  4. PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) rating turun dari idBBB+ menjadi idBBB
  5. PT Pindad (Persero) rating turun dari idA- menjadi idBBB+ 
  6. PT Pabrik Gula Rajawali rating turun dari idA menjadi idBBB+

Baca Juga: Prospek pemulihan ekonomi berpotensi menurunkan risiko gagal bayar surat utang

Meski beberapa rating perusahaan menurun, Head of Division Corporate Rating Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Niken Indriarsih mengatakan prospek pertumbuhan ekonomi yang lebih baik di tahun ini dibanding tahun lalu bisa menjadi katalis positif untuk meminimalisir risiko gagal bayar. 

"Ekonomi tahun ini bisa lebih baik, meskipun pandemi masih ada, tetapi masyarakat sudah lakukan penyesuaian walau memang belum kembali seperti sebelum pandemi," kata Niken, Selasa (19/1). Dengan asumsi distribusi vaksin yang berjalan lancar sesuai rencana maka pertumbuhan ekonomi akan lebih baik sehingga risiko gagal bayar bisa diminimalkan.

Namun, untuk beberapa sektor bisnis yang sangat terdampak tekanan pandemi bisa membuat potensi restrukturisasi surat utang kepada investor akan banyak ditempuh penerbit sebelum surat utangnya jatuh tempo. "Aksi ini juga bisa meminimalkan risiko gagal bayar, meski proses restrukturisasi di obligasi korporasi tidak mudah," kata Niken. 

Baca Juga: BlackRock Institute sebut Indonesia punya outlook investasi prospektif tahun ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×