Reporter: Krisantus de Rosari Binsasi | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tekanan eksternal membuat kurs rupiah terus tertekan. Kemarin, kurs spot rupiah melemah tipis 0,04% ke Rp 13.945 per dollar Amerika Serikat (AS).
Dalam sepekan, rupiah bergerak turun 0,37%. Serupa, pada kurs tengah Bank Indonesia (BI), rupiah juga anjlok 0,46% dalam sepekan terakhir menjadi Rp 13.943 per dollar AS.
Menurut analis pasar uang Bank Mandiri Reny Eka Putri, data tenaga kerja AS yang positif menjadi pendorong utama penguatan the greenback. Kamis lalu (3/4), AS merilis klaim pengangguran di pekan terakhir April cuma 211.000.
Realisasi tersebut lebih rendah dibanding konsensus prediksi para ekonom yang mencapai 225.000. Posisi defisit neraca perdagangan AS bulan Maret pun turun menjadi US$ 49 miliar.
Selain itu, di awal pekan ini, pelaku pasar menanti hasil pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC). Bank sentral AS memutuskan, tetap mempertahankan suku bunga acuan.
Namun The Fed optimistis, inflasi tahun ini bisa mencapai target 2%, sehingga pasar meyakini suku bunga acuan AS akan naik Juni mendatang .
Analis Monex Investindo Futures Faisyal menambahkan, rupiah berpotensi melanjutkan pelemahan di pekan depan. Salah satu penyebabnya, adanya pertemuan antara AS dengan China terkait perang dagang.
Jika hasilnya positif, dollar AS bakal kian perkasa. Belum lagi jika data tenaga kerja AS, yakni tingkat pengangguran dan non farm payroll, di atas ekspektasi, maka pelemahan rupiah tak bisa dihindari.
Monex memprediksi, pekan depan rupiah bergerak di Rp 13.850–Rp14.030. Sedangkan Reny memperkirakan, rupiah akan bergerak di Rp 13.850–Rp 13.975 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News