Reporter: Dupla Kartini, Bloomberg | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Rupiah tumbang ke level terlemah dalam enam pekan. Mata uang keok, lantaran pasar khawatir rencana pemerintah mengurangi subsidi bahan bakar akan memicu kenaikan inflasi. Harga obligasi pemerintah pun melemah.
Nilai tukar rupiah melemah 0,2% ke level Rp 9.135 per dollar AS pada pukul 9.39 di Jakarta. Di awal perdagangan, rupiah bahkan sempat menyentuh Rp 9.179 per dollar AS. Ini level terlemahnya sejak 18 Januari.
Harga obligasi jatuh, yang tercermin dari yield obligasi pemerintah seri benchmark bertenor 10 tahun yang naik tujuh basis poin ke 5,56%. Ini level tertnggi dalam satu bulan terakhir.
Pasar saham pun lanjut koreksi untuk hari yang keempat. Sebelumnya, pada akhir pekan lalu (24/2), asing tercatat menjual aset di saham domestik sebesar US$ 99 juta.
Kecemasan pasar terhadap inflasi mulai mencuat, setelah pada 23 Februari lalu, Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution mengatakan, inflasi mungkin bisa melebihi target maksimal bank sentral yaitu 5,5% di tahun ini, jika harga BBM dinaikkan Rp 1.000 rupiah per liter atau lebih.
Saktiandi Supaat, kepala riset valas di Malayan Banking Bhd. menilai, ada sedikit kekhawatiran terkait kebijakan bahan bakar, dan bagaimana itu akan mempengaruhi inflasi. "Namun, pelemahan rupiah mungkin akan terbatas, karena Bank Indonesia mungkin melakukan intervensi. Mereka tidak nyaman tajam dengan pergerakan yang tajam pada mata uang," ujarnya, di Singapura.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News